Dampak Ekologis Kebakaran Bromo, Flora dan Fauna Terancam Punah

345

Pasuruan (WartaBromo.com) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Lembah Savana alias Bukit Teletubbies Bromo akibat suar atau flare saat foto prewedding akhirnya padam setelah satu pekan upaya pemadaman dilakukan.

Tak hanya menyisahkan kayu dan rindang perbukitan seluas 500 hetare yang menghitam, namun juga memberikan dampak ekologis yang cukup parah. Flora dan fauna terancam punah.

Seperti diketahui, sebagian kawasan Gunung Bromo yang terbakar merupakan habitat bagi hewan dan tumbuhan, mulai dari Elang Jawa dan Lutung Jawa, hingga rumput Malelo dan bunga Edelweis.

Unesco mencatat cagar alam TNBTS merupakan rumah bagi sekitar 1.025 spesies flora termasuk 226 spesies dari famili Orchidaceae dan 260 spesies yang tercatat sebagai tanaman obat tradisional dan tanaman hias.

Baca Juga :   Musim Hujan, Jalur Bromo dari Pasuruan Juga Rawan Longsor

Sementara, inventarisasi fauna tercatat sebanyak 158 jenis yang terdiri dari 22 jenis mamalia (15 jenis dilindungi), 130 jenis burung (27 jenis dilindungi) dan enam jenis reptilia.

Ribuan spesies flora dan ratusan jenis fauna tersebut juga terancam ekosistemnya. Tak menutup kemungkingan sejumlah dari fauna itu akan pindah entah kemana, atau malah punah.

Untuk diketahui, selain flora dan fauna yang terancam punah, ribuan warga Tengger di lereng Gunung Bromo harus kehilangan sumber air bersih.

Seperti dberitakan sebelumnya, 300 lonjor pipa saluran air bersih sepanjang 2 kilometer meleleh bersamaan dengan terbakarnya savana.

Akibatnya, 5 desa dengan ribuan KK yang meliputi Desa Ngadisari, Jetak, Wonotoro, Ngadirejo dan Ngadas mengalami krisis air bersih. Ditambah musim kemarau, tangki air penyimpanan dari sumber tersebut pun kering kerontang. (lio/…)