Malang Creative Center: Inovasi, Harapan dan Masa Depan

196
TAMPAK LUAR - Gedung Malang Creative Center

Malang (WartaBromo.com) – Malang adalah salah satu kota dengan jumlah perguruan tinggi dan lembaga pendidikan terbaik. Berdasarkan data yang didapat, Malang mempunyai 62 perguruan tinggi yang terdiri atas 5 perguruan tinggi dan 57 perguruan tinggi swasta dengan total jumlah 800 ribu mahasiswa.

Beragam sarana dan fasilitas untuk menunjang malang sebagai kota pendidikan dan ekonomi kreatif telah lahir dan berdiri salah satunya yakni Malang Creative Center (MCC).

MCC dibangun menjadi ‘rumah’ bagi para pelaku 17 subsektor ekonomi kreatif, yakni: arsitektur, film, fotografi, kriya, kuliner, seni rupa, desain produk, aplikasi, game, televisi dan radio, fesyen, pertunjukan, desain interior, periklanan, penerbitan, DKV, dan musik.

Erik Setyo Santoso, Sekda Kota Malang saat memaparkan geliat ekonomi kreatif Kota Malang di Hotel Aria Gajayana, Jumat (17/11/2023). | Foto: A. Romadoni

Arman, Manager Program MCC mengatakan, hingga kini telah tercatat sekitar 500 kegiatan yang telah digelar di MCC. Berbagai event skala besar seperti pameran, workshop, fashion show, lomba yang melibatkan hingga ratusan orang telah digelar dengan sukses.

“Kebanyakan mahasiswa, komunitas kreatif yang ada di Malang itu banyak sekali yang kesini,” kata Arman saat ditemui di MCC, Jumat (17/11/2023) sore lalu.

Menurutnya, bahwa dalam setiap event yang digelar, ada potensi pergerakan ekonomi di dalamnya.

“Beberapa event di MCC saling berkolaborasi. Contohnya komunitas fotografer kolaborasi sama pelaku kuliner bikin workshop foto produk. Jadi teman-teman fotografer akhirnya juga banyak dipakai beberapa pelaku ekraf untuk bikin konten mereka, jadi bisa langsung ada peningkatan omset disana,” paparnya.

Suasana aktivitas di sejumlah ruang Malang Creative Center | Foto : A. Romadoni

Disisi lain, Erik Setyo Santoso, Sekda Kota Malang itu mengatakan, Ekonomi Kota Malang berhasil mencapai level tertinggi pada tahun 2022 dengan menembus angka 10,01 persen dan menjadi capaian tertinggi dalam lebih dari satu dasawarsa terakhir. Menurutnya, capaian tersebut tak lepas dari gerak ekonomi kreatif di Kota Pendidikan ini.

Selain itu, berkat adanya MCC Kota Malang berhasil menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yakni 9,65 persen di tahun 2022 turun menjadi 7,66 persen di tahun 2023. Bukan hanya mengurangi angka pengangguran, wadah kreatif MCC tersebut juga menunjukkan grafik positif untuk dalam menurunkan kemiskinan di Kota Malang.

Dari data yang didapat, angka kemiskinan di tahun 2023 saat ini mencapai 4,26 persen, turun dari tahun 2022 yang awalnya 4,37 persen.

Kota Malang telah dinobatkan menjadi salah satu kabupaten/kota (KaTa) Kreatif Tahun 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/BPEK).

Kota terbesar kedua di Jawa Timur ini semakin menunjukkan kehidupan kota dalam ekosistem ekonomi kreatif. Inovatif, adaptif, dan kolaboratif menjadi semangat untuk mewujudkan wajah kota kreatif yang bermuara untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

“Dengan hadirnya MCC, kota terbesar kedua di jatim ini juga diharapkan bisa menjadi kota kreatif dunia di tahun 2025 nanti,” kata Erik saat menyampaikan paparan geliat ekonomi kreatif di Hotel Aria Gajayana.

Kehadiran MCC diharapkan juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang agar makin kuat dari waktu ke waktu.

Sementara itu, catatan baik juga diberikan oleh pakar ekonomi kreatif, Nurafni Eltivina yang juga sebagai dosen di Politeknik Negeri Malang ini mengatakan, pergerakan ekonomi di Kota Malang menjadi angin segar bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif. Pasalnya, tempat tersebut mampu memberikan wadah baru bagi para generasi milenial sekarang.

“Pertumbuhan ekonomi cukup pesat setelah adanya MCC,” ujar Nurafni, saat memaparkan materi di depan para jurnalis yang sedang melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan di Mini Block Office Malang, Sabtu (18/11/2023) siang.

Menurutnya, para pelaku usaha ekonomi kreatif saat ini sudah mampu berkembang dan bisa menjual produk sendiri. Dari data yang ia dapat, para pelaku usaha di bidang indekos mampu mendapatkan penghasilan hingga milyaran rupiah.

“Proyeknya bisa sampai milyaran, puluhan milyar juga ada,” tuturnya.

Wanita yang juga bekerja sebagai perencanaan keuangan itu juga menyebut, MCC saat masih butuh dukungan atau dorongan dari beberapa elemen untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing di berbagai negara.

“Kolaborasi dari pemkot, perbankan, dunia pendidikan, pelaku usaha dan beberapa elemen pendukung lainnya,” jelasnya.

Dari sejumlah bidang yang tersedia di MCC tersebut, ia juga berharap agar para generasi muda saat ini bisa terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi era saat ini.

“Setiap pribadi punya inovasi, tidak pernah berhenti untuk belajar, terus berkembang seperti teknologi sekarang. Jadi, para pelaku usaha harus terus belajar dan belajar,” tutup wanita berkacamata tersebut. (don/yog)