Desa Durensewu, Pasuruan: Wisata Alam yang Kaya Sejarah dan Kearifan Lokal

286

Pandaan (WartaBromo.com) – Desa Durensewu bukan hanya destinasi wisata biasa, melainkan tempat yang sarat akan sejarah dan kearifan lokal. Termasuk keberlimpahan sumber daya alamnya.

Perjalanan menuju predikat “Desa Wisata” dan menjadi desa percontohan di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, dimulai pada tahun 2006.

Kepala Desa Durensewu, Sugeng, mengungkapkan bahwa ide ini muncul setelah melihat potensi alam di sekitar desa.

“Saya melihat di Sukunasri ada kolam renang, dan saya melihat di Durensewu sama, ada potensi airnya,” ujar Sugeng, yang saat itu menjabat sebagai ketua RT.

Melihat potensi tersebut, sebuah kolam renang didirikan di atas tanah kas desa. Target utama wisata ini adalah anak-anak.

Baca Juga :   Update Positif Corona di Pasuruan-Lumajang, hingga Pemkot Pasuruan Siapkan 10 Titik Cek Poin | Koran Online 23 April

“Kala itu, yang kami bidik adalah anak-anak, karena kolam renang identik dengan mereka,” tuturnya lebih lanjut.

Pada tahun 2008, Desa Durensewu meraih predikat desa percontohan melalui program gerakan memperdayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Kami fokus pada permasalahan sampah dan jamban, dan berhasil mengatasi masalah sampah di desa,”ucap Sugeng.

Upaya pelestarian alam dan pengembangan wisata tidak hanya berdampak positif pada lingkungan. Tetapi juga pada warga desa.

Menurut Sugeng, penyerapan tenaga kerja mencapai 20 persen dari total 6.500 jiwa. Selain itu, desa ini mampu menyekolahkan anak yatim piatu hingga jenjang SMA.

“Kita bisa menyekolahkan anak yatim piatu hingga jenjang SMA. Yang paling kena adalah tenaga kerja karena ada perputaran ekonomi di sana,” ujar Sugeng.

Baca Juga :   Klik! Banpol Rp556 Juta Masuk Rekening 9 Parpol Kota Pasuruan

Hingga saat ini, Desa Durensewu terus berupaya mengembangkan sektor wisatanya. Berbagai wahana wisata telah bermunculan, mulai dari destinasi bebek engkol, terapi ikan, bumi perkemahan, home stay, hingga kebun bunga.

“Tetap ada pengembangan wisata dan muncul wisata baru. Tujuan dan harapan kami adalah terserapnya tenaga kerja di sana. Kami sudah mencapai perkembangan sekitar 3 hektare saat ini,” tutup Sugeng. (lio/saw)