Pemkab Probolinggo Pikirkan Jalur Baru Ke Madakaripura

2428

Lumbang (WartaBromo.com) – Pasca terputusnya jalur setapak menuju Air Terjun Madakaripura, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menutup sementara destinasi wisata tersebut karena akses yang tidak dapat dilalui.

Bambang Hari Wahyudi, Plt. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispora) Kabupaten Probolinggo, menyatakan bahwa arus air sungai Madakaripura telah bergeser dari sisi barat ke sisi timur, yang menyebabkan penutupan jalur yang sudah ada.

“Air telah merusak jalur setapak yang dibangun, dan perbaikan tidak memungkinkan karena aliran air yang sangat deras,” ungkapnya pada Senin (29/01/2024) selama kunjungannya ke lokasi longsor di Madakaripura.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo menghadapi kesulitan dalam upaya restorasi. Mengingat sisi barat sungai termasuk wilayah Pasuruan, sedangkan sisi timur berada di bawah yurisdiksi Probolinggo. “Jadi wilayahnya terbelah oleh sungai ini,” ujarnya..

Baca Juga :   Berlatar Pandemi, Film 'Pasar Tanpa Uang' Karya Pelajar Probolinggo Masuk Nominasi FFD 2023

Yudi mengungkapkan rencana untuk membuat jalur baru yang dapat diakses wisatawan. Mengatasi tantangan yang muncul akibat perubahan dinamika sungai. Jalur baru yang sedang disiapkan nantinya, bakal menyusuri sungai Madakaripura.

“Melewati area bebatuan, sampai naik kembali ke jalur setapak yang tidak rusak tergerus banjir beberapa hari lalu,” tandas mantan Camat Sukapura ini..

Untuk membuka jalur baru melewati sungai, harus dilakukan beberapa cara alternatif. Sesuai adat istiadat dan kearifan lokal. Tentunya hal itu, harus melibatkan juru kunci Air Terjun Madakaripura untuk bersemedi.

“Tidak bisa dipastikan petunjuknya itu datang kapan. Karena ibarat rumah, kalau kita masuk ke area sini kan harus kulonuwun dahulu. Ada tata caranya, ada adabnya,” ujar Satrip, juru kunci air terjun Madakaripura.

Baca Juga :   Pria Wonomerto Tewas Dikeroyok, Diduga ada Motif Asmara

Ia menyebut warga setempat, sudah terbiasa dengan jalur bebatuan di area sungai dan telah beradaptasi untuk mencapai air terjun. Berbeda dengan wisatawan atau orang baru yang tak mengenal medan.

“Lokasi yang jalur setapaknya tergerus air kemarin, memang berada persis di tikungan sungai. Sehingga energi air dari atas, begitu besar dan menggerus jalur setapak buatan,” imbuhnya.

Jalur setapak itupun, rupanya sudah lapuk dan tidak menempel sempurna ke tebing batu penyangga. Sehingga begitu diterjang air dengan volume begitu besar, ambrol. (lai/saw)