Politik Soekarno – Hatta Bikin Demokrat Kota Probolinggo Gigit Jari, Gagal Total di Pemilu 2024

295

Probolinggo (WartaBromo.com) – Partai Demokrat di Kota Probolinggo mengalami kegagalan total pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Meskipun proses rekapitulasi suara masih berlangsung, partai yang berlambang mercy itu tidak berhasil mempertahankan kursi di legislatif.

Perolehan suara Partai Demokrat pada pemilu kali ini sangat mengecewakan. Partai yang didirikan oleh Presiden kelima, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), diperkirakan tidak akan mendapatkan kursi sama sekali pada periode 2024-2029.

Sebelumnya, Partai Demokrat berhasil memegang 2 kursi di DPRD Kota Probolinggo periode 2019-2024. Dua petahana, Heru Estiadi dan Sri Wahyuningsih, diprediksi akan segera meninggalkan Gedung DPRD Kota Probolinggo di Jalan Suroyo.

Ketua DPC Partai Demokrat, Heru Estiadi, menyatakan bahwa kegagalan tersebut diduga disebabkan oleh politik Soekarno-Hatta, yang merujuk pada praktik politik uang. Seperti yang terlihat dari gambar uang pecahan 100 ribu.

Baca Juga :   Termakan Hoaks, Lansia di Tiga Kecamatan Ini Takut Vaksin

“Semua karena ini, (mengirim gambar bucket uang melalui whatsapp), lima tahun kami merawat sia-sia, hilang dengan uang Rp100 ribu,” tulisnya, melalui pesan whatsapp, Selasa (20/2/2024).

Heru juga menyebutkan bahwa politik saat ini lebih tergantung pada uang daripada prestasi. Seraya berkelakar, Heru juga bilang politik saat ini digambarkan ada uang abang sayang, tak ada uang, abang ditendang.

“Luar biasa, proses lima tahun berjalan tak ada harganya. Jangankan yang jauh, di lingkungan terdekat pun, lupa dengan upaya kita, lupa akan cerita masa lalu,” lanjutnya penuh kecewa.

Data yang dikumpulkan dari laman KPU menunjukkan bahwa ada 16 calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrat yang maju dalam pemilu tersebut, tersebar di lima daerah pemilihan di Kota Probolinggo.

Baca Juga :   Kota Probolinggo Bakal Punya Dua Polsek Baru Tahun Depan

Namun, hingga Selasa (20/2/2024), Partai Demokrat hanya mendapatkan 939 suara atau sekitar 1,47 persen dari total suara yang masuk.

Sementara itu, SW Djando, Caleg dari Partai Demokrat Dapil Kanigaran, menyalahkan kurangnya dukungan dan motivasi dari pengurus DPC kepada para caleg atas kegagalan mereka meraih kursi.

“Nggak ada dukungan dari DPC. Kami tidak pernah mendapat motivasi dari pengurus DPC. Juga kesalahan dari caleg itu sendiri. Intinya, sesuai dari amal perbuatan,” ucapnya secara terpisah.

Sebagai ketua, Heru berencana untuk melakukan evaluasi menyeluruh dari tingkat cabang, daerah hingga pusat. Sebab kegagalan Partai Demokrat tidak hanya terjadi di Kota Probolinggo.

“Tidak hanya di sini yang dievaluasi, daerah, pusat juga harus melakukan evaluasi. Kolaborasi caleg DPRD kota atau kabupaten, provinsi, dan pusat itu penting untuk menyikapi politik Soekarno-Hatta,” tandas Heru. (lai/saw)