Sempat Hilang, Dua Pemancing Asal Ketapang Ditemukan Tewas

168

Mayangan (wartabromo.com) – Pemancing asal Ketapang, Kota Probolinggo, ditemukan tewas. Sebelumnya dua korban dilaporkan hilang, ketika memancing di lepas pantai perairan Probolinggo.

Korban pertama diidentifikasi sebagai Hisbulloh Huda (40), warga RT5/RW1, Kelurahan Ketapang, Kademangan, Kota Probolinggo. Korban berangkat memancing bersama rekannya, Muhammad Alivan, pada Sabtu 9 Maret 2024. Menggunakan kapal pancing dari Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM), sekitar pukul 07.00 WIB.

Sekitar pukul 15.30 WIB, cuaca di lautan mendadak berubah. Angin kencang dan gelombang tinggi menerjang. Ketika itu, korban masih bisa komunikasi dengan keluarga di rumah.

“Selanjutnya, sekitar pukul 17.00 WIB, korban minta jemput keluarganya, lokasinya berada di bagan milik Pak Nayar,” kata Kepala Kesyahbandaran Pelabuhan dan Otoritas pelayaran kelas IV Probolinggo, Taufikur Rahman, melalui Sintel, Nandika Ginanjar, Senin (11/03/2024).

Mendapat kabar tersebut, keluarga korban bergegas menjemput ke lokasi yang dimaksud, yakni di bagan Pak Nayar, menggunakan perahu pancingan. Namun sesampai di lokasi tersebut, korban tidak ditemukan.

Sejak saat itu, korban hilang. Petugas gabungan pun sempat mencari keberadaan dua nelayan yang dilaporkan hilang itu. Termasuk pihak keluarga, juga berusaha mencari keberadaan korban dengan perahu pancing di sekitar bagan milik Pak Nayar.

Keesokan harinya, atau Minggu pagi sekitar pukul 07.00 WIB, pihak keluarga melapor ke Pos kamladu dan Satpolair. Soal sesosok jasad yang diduga korban, mengapung di bagan milik Pak Nayar.

“Korban segera dievakuasi ke rumah sakit dan menerima kejadian ini sebagai musibah,” lanjutnya.

Sementara itu, korban kedua atas nama Muhammad Alivan (27), ditemukan Senin pagi tadi. Sekitar pukul 05.20 WIB, di area Pelabuhan Tanjung Tembaga Baru yang dikelola BUMD Provinsi Jatim, PT. Delta Artha Bahari Nusantara.

Korban kedua ditemukan tersangkut di bebatuan pelabuhan, lalu segera dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr. Mochammad Saleh. Pihak keluarga kedua korban, menerima kondisi ini sebagai musibah.

Atas kejadian itu, pihak Syahbandar mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan lebih waspada. Terutama pemancing, nelayan dan pengguna pelayaran lainnya. Sebab saat ini, kondisi cuaca kerap tak menentu.

“Jika hendak melaut, perhatikan cuaca perairan. Dengan memantau dari BMKG. Apabila kondisi buruk dan berpotensi terjadi cuaca buruk, maka alangkah baiknya ditunda dulu,” tegasnya.

Sejauh ini, Syahbandar selalu memperingatkan nelayan maupun pemilik kapal penyeberangan antar pulau yang sandar di Pelabuhan Probolinggo. Terutama ketika ada potensi cuaca buruk. Yang rutin dikeluarkan oleh BMKG berupa peringatan dini.

“Kapal-kapal yang akan melakukan pelayaran, kami tunda terlebih dahulu sampai ada informasi lebih lanjut terkait cuaca,” tandasnya. (lai/may)