Ikan Tongkol Mempengaruhi Tingkat Inflasi di Kota Probolinggo

214

Probolinggo (WartaBromo.com) – Harga ikan tongkol menjadi salah satu penyebab kenaikan inflasi di Kota Probolinggo. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo telah berusaha mengantisipasi lonjakan inflasi menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo pada bulan Maret 2024 mengalami kenaikan inflasi bulanan sebesar 0,77 persen dan 1,39 persen secara tahunan.

“Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 3,54 persen secara tahunan. Ini sedikit di atas rentang sasaran inflasi yang ditetapkan,” ujar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Febrina, dalam keterangan tertulisnya.

Febrina menjelaskan bahwa kenaikan inflasi pada bulan Maret 2024 terutama disebabkan oleh naiknya harga makanan, minuman, tembakau, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Baca Juga :   Koran Online 22 Ags : Pemotor Asal Situbondo Tewas Terjepit Bak Truk, hingga Pelantikan Anggota DPRD Kab Pasuruan

Lebih lanjut, inflasi Kota Probolinggo juga dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas, termasuk daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, dan ikan tongkol.

Permintaan yang meningkat menjelang Ramadan, serta cuaca ekstrim yang membuat nelayan enggan menangkap ikan, menjadi faktor utama dalam kenaikan harga ikan tongkol.

Namun, inflasi yang lebih tinggi berhasil ditahan oleh deflasi pada beberapa komoditas seperti cabai merah, ikan asap, beras, kentang, dan udang basah.

Pemerintah Kota Probolinggo mengambil langkah untuk mengendalikan inflasi. Termasuk dengan membuka Toko Pengendali Inflasi Harga ‘Kopi Siaga’ sebagai patokan harga bagi pedagang di pasar Baru.

Gerakan Pangan Murah di 16 titik, juga dilaksanakan sebagai upaya mengendalikan harga pangan. Digelar pada 6,14,15 dan 18 Maret 2024

Baca Juga :   Pemprov Kehabisan Reagen, Swab 18 PDP Kabupaten Probolinggo Terkendala

Kemudian HLM TPID Kota Probolinggo, pada 26 Maret 2024, dipimpin oleh Pj. Wali Kota Probolinggo Nurkholis. Kegiatan pengendalian inflasi ini mampu memperkuat koordinasi kebijakan menjaga stabilitas perekonomian.

“Koordinasi yang solid antara Pemerintah Pusat, Daerah, dan Bank Indonesia terus diperkuat untuk menjaga stabilitas perekonomian dan menghadapi lonjakan permintaan pasar selama bulan Ramadan dan Idul Fitri,” sebut Nurkholis. (saw)