Alih Fungsi Lahan Picu Banjir di Krejengan, Bupati Probolinggo: Ini Alarm Serius

426

Probolinggo (WartaBromo.com) – Banjir yang merendam 9 desa di tiga kecamatan wilayah Kabupaten Probolinggo, termasuk Pondok Pesantren Darut Tauhid di Krejengan, menyisakan keprihatinan. Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris (Gus Haris), menegaskan bahwa bencana ini tak semata karena cuaca ekstrem, tapi lebih dalam: akibat alih fungsi lahan di kawasan pegunungan.

“Dari hasil evaluasi kami, ada pergeseran penggunaan lahan di hulu. Ini yang menyebabkan perubahan struktur sungai dan memicu banjir di wilayah hilir,” terang Gus Haris saat meninjau lokasi banjir di Desa Tanjungsari, Selasa (11/3/2025).

Alih fungsi lahan—yang seharusnya tidak terjadi di kawasan resapan air—mengubah cara air hujan mengalir di pegunungan. Tanpa penyerapan optimal, air langsung turun deras ke dataran rendah.

Sungai pun kehilangan kemampuannya untuk mengendalikan debit air. Apalagi dengan geometri sungai yang terus berubah karena sedimentasi dan erosi.

“Sungainya setiap belokan makin lebar dan terus menggerus, sampai ke dapur-dapur warga. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujar Gus Haris prihatin.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo pun menyatakan, bencana ini menjadi alarm serius agar penataan ruang dan lingkungan di kawasan atas segera ditertibkan.

Dimana banjir kali ini tergolong luar biasa, bahkan merendam pondok pesantren yang selama 41 tahun berdiri belum pernah mengalami kejadian serupa.

“Ini menunjukkan bahwa ada yang tidak beres di hulu. Kalau dibiarkan, bencana semacam ini akan terus berulang,” tambahnya.

Saat ini, alat berat dari Pemprov Jatim mulai diterjunkan untuk membantu penanganan darurat. Sementara pemerintah daerah tengah melakukan asesmen menyeluruh untuk menyusun langkah strategis ke depan.

“Prioritas kami sekarang adalah menangani dampak langsungnya. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana mencegahnya tidak terjadi lagi. Kami butuh dukungan semua pihak,” pungkas Gus Haris.

Sementara itu, pimpinan Ponpes Darut Tauhid, Gus Mohammad Taufiqur Rahman, berharap agar pemerintah benar-benar serius menata ulang pengelolaan kawasan pegunungan.

“Selama 41 tahun, pesantren kami aman. Baru kali ini banjir datang. Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir,” harapnya. (aly/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.