IPM Rendah, Pejabat Probolinggo Diminta Pakai Gigi 4

3423

Probolinggo (wartabromo.com) – Kabupaten Probolinggo sudah berusia 273 tahun. Namun Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Kabupaten Probolinggo masih menempati posisi 26 dari 29 kabupaten di Jawa Timur (Jatim). Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari pun meminta ASN untuk pasang tancap gas.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kabupaten Probolinggo berada di urutan keempat dari bawah, dengan indeks 64,28. Untuk itu, Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari pun berulang kali merombak jajaran pejabatnya. Mulai jajaran eselon II hingga ke bawah.

“Kami tentunya menghitung efektivitas dan kompetensi dari masing-masing personil yang kemudian mengisi jabatan baru. Harapan besar dari saya, mampu menjalankan roda pemerintahan dan melaksanakan tupoksinya lebih baik. Ya ibarat mobil itu, ya harus langsung perseneleng empat,” kata Tantri beberapa waktu lalu.

Baca Juga :   Percepat Pembangunan, Bupati Kumpulkan SKPD di Hari Libur

Dalam perbandinganya yang disajikan BPS, di bawah Kabupaten Probolinggo ada Kabupaten Lumajang dengan IPM 64,23. Lalu Kabupaten Bangkalan dengan IPM 62,30, dan Kabupaten Sampang sebagai juru kunci dengan IPM 59,90. Namun, Kabupaten Probolinggo kalah dari Kabupaten Sumenep dengan IPM 64,28, Kabupaten Bondowoso dengan IPM 64,75, dan Kabupaten Pamekasan dengan IPM 64,93.

IPM merupakan tolok ukur, sejauh mana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, maupun pendidikan. Penghitungan IPM didasarkan pada tiga dimensi.
Pertama, umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran. Kedua, pengetahuan yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah. Ketiga, standar hidup layak yang dihitung dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau keseimbangan kemampuan berbelanja kapita.

Baca Juga :   Gender vs Pembangunan

“Ini yang terus kita dorong, melalui program-program pembangunan dan pemberdayaan yang pro rakyat lewat dinas-dinas terkait. Tentunya dalam organisasi itu dinamis, termasuk elemen ketersediaan sumber daya manusia, yakni adalah ASN. Karena itu, diharapkan mereka mampu menjalankan tugas sesuai tupoksinya,” ujarnya.

Di lihat dari segi anggaran daerah, Kabupaten Probolinggo masih di bawah rata-rata yang berada di angka Rp2,215 triliun. Ini terlihat dalam publikasi Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2018 oleh BPS Jatim. Di mana kekuatan APBD Kabupaten Probolinggo berada di angka Rp2,001 triliun. Di bawah Ponorogo (Rp2,209 triliun), Jombang (Rp2,106 triliun), Nganjuk (Rp2,072 triliun), dan Ngawi (Rp2,070 triliun). (saw/saw)