Cerita Mahfud MD Tentang Kewalian KH Abdul Hamid

1148

Pasuruan (wartabromo) – Khusuk dan Khidmad itulah yang tergambar pada puncak acara Haul ke-30 KH Abdul Hamid dan Haul ke-21 Hj. Nafisah Achmad Qusyairi di Ponpes Salafiyah Kota Pasuruan, Kamis (2/2/2012).

Ribuan jama’ah, Ulama dan Habaib dari berbagai daerah memadati halaman pondok pesantren hingga ke berbagai sudut alun-alun Kota Pasuruan. Bahkan saking padatnya, jalan menuju ponpes pun dipenuhi dengan sesak jama’ah yang khusuk mengikuti jalannya acara.

Seperti halnya haul sebelumnya, sejumlah tokoh penting  tampak hadir bersama ribuan jama’ah yang berkumpul sejak subuh di halaman pondok pesantren salafiyah.

Mereka adalah Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Pakdhe Karwo dan Gus Ipul, Walikota Pasuruan, Hasani serta sejumlah Pejabat Daerah Kabupaten dan Kota Pasuruan.

Mahfud MD yang diberi kesempatan berpidato menceritakan tentang bukti kewalian sosok Almagfurllah KH Abdul Hamid Pasuruan yang dikenal mampu mengetahui segala sesuatu yang bisa terjadi di masa datang, baik melalui perkataan maupun perbuatan beliau.

Hal tersebut terbukti dengan sekelumit kisah yang disampaikan oleh rekannya semasa kuliah yang ingin sekali pergi ke luar negeri ketika beliau masih hidup.

Menurutnya, rekannya tersebut bermaksud sowan dan hendak minta tanda tangan KH Abdul Hamid agar mudah mendapatkan rekomendasi pergi belajar ke luar negeri serta diterima dengan baik oleh pihak kedubesnya.

Namun, sesampainya dihadapan beliau, bukan tanda tangan yang didapatkan tapi justru perkataan yang kemudian menjadi kenyataan menggembirakan di masa mendatang.

“Beliau cuma berkata pada rekan saya tersebut. Kamu paling pintar kalau tanda tangan urusan luar negeri,” tutur Ketua Mahkamah Konstitusi asal Pulau Madura tersebut.

Kemudian, seiring berjalannya waktu, semua orang di Indonesia tentu mengetahuinya dan menjadi saksi sejarah, jika rekan Mahfudz MD tersebut akhirnya diangkat menjadi Menteri Luar Negeri di era Gus Dur.

“Beliau adalah Alwi Sihab, mantan Menteri Luar Negeri kita,” Kata Mahfudz, yang mengaku mendengar langsung kisah tersebut dari yang bersangkutan.

Selain Mahfud MD, sejumlah tokoh yang mendapatkan kesempatan berpidato juga menceritakan hal yang sama yakni tentang sejarah manaqib sosok KH Abdul Hamid yang pusaranya hampir setiap waktu selalu dikunjungi oleh ribuan orang dari berbagai daerah.

Haul ke-30 tersebut berakhir sekitar pukul 13.45 Wib, seusai penyampaian mauidzoh hasanah oleh KH Achmad Subadar Pasuruan dan KH Marzuki Mustamar dari Malang. (yog/yog)