Terkatung-katung Selama 4 Tahun, Puluhan Buruh Pabrik Kayu Demo

381
foto : ilustrasi / wartabromo.com

Gadingrejo (wartabromo) – Merasa nasibnya terkatung-katung selama 4 tahun terakhir, Puluhan buruh PT Bukit Hijau di Kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk pabrik, Sabtu (22/9/2012).

Para buruh pabrik pengolahan kayu tersebut memprotes sikap semena-mena pihak manajemen pabrik yang tidak segera memberikan kejelasan terhadap nasib sekitar 127 orang buruh yang rata-rata sudah bekerja selama hampir 25 tahun tersebut.

“Kami menuntut agar pihak pabrik segera bersikap tegas. Kalau memang kami diberhentikan, segera berikan pesangon. Jangan dibuat terkatung-katung seperti ini,” ujar Yana (49) salah seorang buruh PT Bukit Hijau.

Menurutnya, saat ini sekitar 127 orang buruh pabrik pemroduksi lantai dari bahan kayu tersebut, kerap meliburkan pekerja dengan cara 3 hari masuk kerja dalam kurun waktu satu minggu secara bergilir. Bahkan, untuk beberapa bulan terakhir hanya ada sekitar 35 orang yang bekerja. Itu pun, dipilih pekerja yang masih muda sementara yang sudah cukup lama bekerja justru diliburkan secara sepihak.

“Ini kan tidak adil. Apalagi kami hanya digaji 35 ribu perhari,”lanjut Yana.

Tak hanya itu, uang tunjangan hari raya yang diterimanya pada lebaran kian menurun dari tahun sebelumnya dan terkesan seenaknya.

“Kami hanya mendapatkan THR sebesar Rp. 250 ribu perorannya mas,” tambah Suparmi (39) pekerja lainnya geram.
Terkait kondisi tersebut, para buruh Pabrik kayu ini sudah berulang kali mengajukan protes pada pihak menejemen namun tak pernah digubris.

Sementara itu, saat digelarnya aksi unjuk rasa oleh para buruh yang rata-rata kaum perempuan tersebut, tak ada satu pun pihak menejemen pabrik yang terlihat dan bisa dimintai penjelasan.

Meskipun berlangsung aman , namun aksi  unjuk rasa para buruh tersebut mendapatkan penjagaan ketat dari aparat kepolisian Polres Pasuruan Kota.

“Kami akan terus berunjuk rasa sampai Pak Teja (Pemilik Pabrik, red) memberikan kejelasaan atas nasib kami,” pungkas Daya, buruh lainnya. (yog/yog)