Kenduri Cinta Hari Badak Se-Dunia Digelar di Taman Safari Prigen

639
Seorang keeper memberi makan badak putih koleksi Taman Safari Indonesia II Prigen, Pasuruan./Gesang Arif Subagyo/wartabromo.com

Prigen (wartabromo) – Taman Safari Indonesia II Prigen, Pasuruan menggelar kenduri cinta untuk memperingati Hari Badak se-Dunia yang jatuh pada tanggal 22 September 2015. Peringatan tersebut ditandai dengan pemberian tumpeng buah untuk tiga badak putih yang dimiliki taman safari yang juga merupakan lembaga konservasi satwa tersebut.

Kenduri dilakukan sebagai wujud rasa cinta dan keprihatinan pada populasi badak yang semakin berkurang. Pihak Taman Safari berharap tidak ada lagi perburuan liar pada hewan bercula tersebut.

Dalam acara tersebut, para staf terutama keeper badak semakin semangat untuk mengupayakan perkawinan badak agar bisa berkembangbiak.

“Populasi badak, baik badak Jawa, badak Sumatera dan badak putih yang merupakan satwa asal Afrika ini terus berkurang karena perburuan. Para pemburu mengejar culanya karena dipercaya bisa untuk obat. Padahal dari sisi ilmu pengetahuan, cula badak sama dengan kuku manusia. Tidak ada alasan memburu badak,” kata Direktur TSI Prigen, I Ketut Gunarta, di lokasi, Selasa (22/9/2015).

Baca Juga :   Pengunggah Video Sumur dalam Sungai Prono Jadi Korban Bullying

Seperti lazimnya kenduri, tumpeng buah yang dibentuk menyerupai binatang bercula didoakan terlebih dulu. Para staf tampak khusyu berdoa menurut agamanya masing-masing. Setelah didoakan, tumpeng tersebut langsung diberikan ke badak dan hewan-hewan besar tersebut langsung memakannya.

“Kita terus mengupayakan perkawinan badak di sini agar bisa berkembang biak,” ungkap Gunarta.

Tiga ekor badak putih koleksi Taman Safri Prigen masing-masing dua jantan Hans berusia 30 tahun dan Zuri berumur 13 tahun serta betina Wini yang berusia 15 tahun.

“Selain badak putih yang populasinya terus berkurang karena perburuan, badak Jawa dan badak Sumatera juga mengalami nasib serupa. Di Indonesia badak Jawa hanya menyisahkan sekitar 55 ekor sementara  badak Sumatera sekitar 200 ekor,” timpal Nanang Tedjo Leksono, salah seorang dokter hewan di lokasi. (fyd/fyd)