Petani Sedap Malam Kelimpungan Cari Air

1010
Abdul Kodir tengah memilih kelopak sedap malam untuk dipetik. Selain dijual per tangkai, sedap malam juga dijual kelopaknya (tabur). WARTABROMO/Gesang Arif Subagyo

Rembang (wartabromo) Petani sedap malam di Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan mulai kelimpungan mencari air. Sungai dan saluran irigasi mengering karena kemarau tidak berkesudahan, sementara langkah dari pemerintah yang diharapkan tidak kunjung datang.

“Ulu-ulu (aparat pengairan) sudah nggak bergerak lagi,” kata Ketua Paguyuban Petani Sedap Malam Rembang, Abdul Kodir, Jumat (9/10/2015). “Harusnya ada upaya dari mereka membantu. Setidaknya menunjukkan keprihatinan,” kesalnya.

Para petani di Rembang khususnya sedap malam terpaksa mengusahakan air sendiri dengan cara membuat sumur bor.

“Di sungai sudah habis. Tidak ada pilihan lain,” ujarnya.

Rata-rata, setiap lima petani membuat satu sumur bor dengan biaya patungan. Mereka menghabiskan Biayanya Rp 1,5 juta untuk satu unit sumur.

Baca Juga :   Asap Bromo Mencapai 400 Meter, Bisa Ganggu Penerbangan

Meski bukan bunga yang ‘doyan air namun sedap malam tetap membutuhkan air yang cukup agar bisa tumbuh baik dan berbunga cantik. Jika bunganya tidak segar dan cantik, harganya pasti jatuh karena memang merupakan bunga hias.

Bunga sedap malam sudah menjadi kebanggaan warga Pasuruan. Bahkan Pemerintah setempat sudah menjadikan bunga wangi ini sebagai ikon Kabupaten. (fyd/fyd)