Acara Wah, Rakyat Sengsara

987
kopi kapiten
Bupati Pasuruan, M Irsyad Yusuf saat launching Kopi Kapiten Pasuruan di Ampi Theater Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Minggu (25/10/2015). Foto : Warta Bromo/Harjo Suwon

Pandaan (wartabromo) – Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.086, dirangkai dalam berbagai kegiatan yang meriah. Namun sejumlah tokoh masyarakat menganggap rangkaian kegiatan itu hanya bersifat hura-hura dan pamer kemewahan, di tengah kesengsaraan rakyat Kabupaten Pasuruan.

Sejumlah kegiatan yang dianggap sebagai bentuk pamer kemewahan. Di antaranya, rally motor trail, rally mobil off road hingga pacuan kuda.

“Mobil off road dan motor trail itu barang mahal, termasuk kuda-kuda pacuan harganya juga mahal. Masyarakat ditunjukan seperti itu, gak nutut dengan kondisi ekonominya yang susah. Semestinya kepentingan rakyat dipikirkan, bagaimana kekeringan di atasi dan petani tetap bisa menanam,” kata KH Ahmad Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren (Pontren) Al Ihlas Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Senin (26/10/2015).

Bukan hanya kemewahan, rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang dianggap bentuk hura-hura, juga ditentang tokoh masyarakat lainnya.

Kirab dan karnaval hingga gemerlap acara pesta dengan thok jring-thok jring nanggap Inul Daratista dan paling gres, God Bless, dianggap menghambur-hamburkan uang.

“Kegiatan itu jelas hura-hura dan menghamburkan-hamburkan uang. Padahal, hingga saat ini masyarakat mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Semestinya problem rakyat lebih diutamakan dengan memberikan bantuan kepada mereka,” ujar KH Abdulloh, Pengasuh Pontren di Sladi Kejayan dengan nada geram.

Menurut tokoh masyarakat yang akrab dipanggil Gus Dulloh ini, kegiatan hura-hura dipastikan menelan biaya yang besar. Meskipun dia tidak bisa memastikan angkanya dalam nilai ratusan juta rupiah atau mungkin milyaran rupiah.

“Untuk dapat air bersih, rakyat harus menunggu survey dan berbagai alasan, mungkin alasan anggaran kurang. Tapi di satu sisi, uang dihamburkan dan jadi tidak elok. Sebenarnya sangat bagus peringatan hari jadi, bupati beri air bersih ke rakyat dan selesaikan masalah kekeringan hingga tuntas,” tegas Gus Duloh.

Sebelumnya, Bupati Pasuruan, M Irsyad Yusuf saat gelaran prosesi Hari Jadi di Taman Candra Wilwatikta, bukan bertujuan untuk hura-hura. Tapi memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

“Prosesi Hari Jadi bukan hura-hura. Tapi lebih dominan ungkapan rasa Syukur kehadirat Tuhan atas nikmat dan anugerah untuk Kabupaten Pasuruan. Sekaligus, peringatan dan prosesi Hari Jadi akan memotivasi semua elemen masyarakat untuk lebih bersemangat membangun,” kata M Irsyad.

Begitu pula disampaikan saat launching kopi khas kabupaten (kapiten) Pasuruan, bertujuan untuk mengangkat potensi perkebunan dan memberdayakan UKM kopi.

“Kwalitas kopi Kabupaten Pasuruan, termasuk terbaik dan sangat mungkin dapat diterima pasar. Ini potensi dan kesempatan bagus, dengan mengajak pengusaha untuk mengangkat Kapiten Pasuruan dan menyejahterakan petani dan rakyat,” ujar Irsyad. (hrj/hrj)