Kisah Mahasiswa Penjual Cilok, Kehilangan Laptop Kesayangan Hingga Ngajar Mengaji

1207
Sulton saat kuliah. Foto: M Rosyidi (wartabromo)

Wonorejo (wartabromo) – Ahmad Sulton (26), mahasiswa Jurusan Tehnik Mesin Universitas Yudharta, Purwosari, yang nyambi berjualan cilok setelah pulang kuliah mengaku enjoy dengan dua dunia yang dijalaninya. Pemuda asal Desa Tamansari, Kecamatan Wonorejo ini mengatakan aktivitasnya berjuakan tidak menganggu kuliah.

“Jualan kan sehabis kuliah, habis sholat ashar. Tugas kuliah bisa dikerjakan malam hari setelah berjualan,” kata Sulton saat berbincang dengan wartabromo.com, Sabtu (20/2/2016).

Bagi Sulton, jualan cilok hanyalah caranya menopang hidup dirinya dan ibunya serta untuk biaya kuliah. Sedangkan kuliah merupakan usaha untuk masa depan yang lebih baik.

“Tapi yang terpenting adalah bisa membahagiakan orang tua, ibu saya,” katanya.

Sebagai pemuda yang dikenal alim, Sulton mengaku meski berjualan sampai malam, ia tidak pernah meninggalkan sholat. Setiap waktu sholat tiba, ia selalu mencari masjid terdekat.

Baca Juga :   Antena yang Bertulis Al-Qur'an Paling Murah dan Dijual 27 Ribuan

“Saya pernah kehilangan laptop saat sholat di sebuah masjid,” tutur Sulton. Baginya, kehilangan laptop yang dibeli dengan susah payah merupakan cobaan lain yang harus dia terima dengan ikhlas.

Paklek, begitu ia biasa disapa anak-anak langganan ciloknya, mengatakan ia tidak seminggu full berjualan cilok. Bersamaan dengan libur kuliah ia juga memilih libur berjualan.

“Kalau libur jualan saya ngajar ngaji di desa. Bantu ustadnya yang sudah sepuh,” pungkasnya. (ros/fyd)