Bangun Tenda dan Mengemis jadi Tren Demo Buruh

908

demo buruh PT TAPPasuruan (wartabromo) – Belakangan ini di depan sejumlah pabrik di Kabupaten Pasuruan terlihat tenda besar. Tenda ala kadarnya tersebut ramai dengan sejumlah orang yang duduk, tiduran dan melakukan berbagai aktivitas.

Jangan salah sangka. Tenda-tenda di depan pabrik tersebut sengaja dibangun buruh sebagai wujud aksi protes kebijakan perusahaan yang dinilai merugikan atau melanggar aturan.

Selain membangun untuk tidur dan duduk-duduk, buruh juga melakukan berbagai aktifitas seperti memasak. Tidak jarang mereka mengemis di jalan sebagai simbol mereka kesulitan ekonomi.

Para buruh melakukan aksi ‘bangun tenda’ dengan harapan tuntutanya didengar perusahaan dan pemerintah. Mereka merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau penunggakan gaji.

Baca Juga :   Banyak Pelecehan Seksual, Ratusan Pelajar Turun ke Jalan dan Rumah Warga

Sejak Januari 2016, sedikitnya ada tiga kelompok buruh yang melakukan aksi ‘bangun tenda’.

Senin 1 Pebruari 2016, puluhan buruh PT Tirtajaya Adi Perkasa, Gempol, mengemis di jalan sebagai ungkapan keprihatinan. Buruh yang sebagian besar perempuan yang sudah bekerja selama belasan tahun tersebut di-PHK perusahaan.

Hujan yang mengguyur dan terik panas yang menyengat tak menyurutkan langkah 75 buruh tetap bertahan di tenda yang di bangun tepat di pintu masuk pabrik.

Berselang sepuluh hari tepatnya pada Kamis 11 Pebruari, puluhan buruh outsorcing PT Indolakto, Pandaan, melakukan aksi bangun tenda di depan pintu pabrik. Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) tersebut menuntut perusahaan mempekerjakan mereka kembali.

Baca Juga :   Dimas Kanjeng Mantu

Meski tidak menambahi aksinya dengan mengemis, aksi buruh ini sedikit menganggu lalu-lintas Surabaya-Malang.

Selanjutnya 56 buruh PT Soedali Sejahtera, Pandaan yang di-PHK juga melakukan aksi serupa. Membangun tenda depan pabrik dan mengemis.
56 karyawan yang sebagian besar perempuan ini di-PHK karena tidak mau dialihkan menjadi buruh kontrak. Para buruh yang sudah bekerja 18-21 tahun ini di-PHK pada 24 Desember 2015. Sehari berselang mereka mendirikan tenda.

Buruh Soedali ini juga menempuh cara lain dengan menemui bupati di pendopo pada Kamis 7 April 2016. Mereka mendesak bupati memerintahkan kepala dinas untuk mengambil sikap tegas.

Para buruh ini lega karena Dinakersostrans menjanjikan akan memberika Surat Peringatan (SP) 2 setelah sebelumnya SP 1 sudah dilayangkan. Kadisnakersostrans, Yoyok H Sucipto, mengatakan jika SP 2 tidak digubris pihaknya akan mengambil langkah Laporan Kejadian (LK).

Baca Juga :   Malam ini akan Terjadi Gerhana Bulan Penumbra

Sebelum aksi di tiga pabrik ini, banyak juga aksi serupa buruh yang dilakukan. Ada yang berhasil mendapatkan haknya, tidak jarang yang gagal.

“Rupanya aksi ‘bangun tenda’ dan mengemis sudah jadi tren di kalangan buruh,” sebut seorang wartawan yang sering meliputi aksi buruh. (fyd/fyd)