16 Tahun Hidup Sendiri, Nenek Satruni Makan dari Belas Kasih

648

Grati (wartabromo) – Kehidupan yang dijalani Satruni (70), warga Desa Karanglo, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, membuat pilu siapa saja yang melihatnya. Sejak suaminya meninggal tahun 2000 silam, ia hidup sendirian di rumahnya. Rumah 3 x 5 meter persegi tersebut sangat tak layak.

Rumah Mbok Satruni. WARTABROMO/M Rosyidi
Rumah Mbok Satruni. WARTABROMO/M Rosyidi

Di rumah kayu yang sudah mulai keropos dan reot itu, Mbok Satruni – demikian nenek renta ini dipanggil – berteduh dari panasnya matahari dan dinginnya hujan serta gelapnya malam. Di dalam rumahnya yang tak beraturan, alat-alat rumah tangga yang dimilikinya berserakan.

“Saya mulai sendiri tinggal di sini sejak tahun dua ribuan,” kata Satruni saat wartabromo.com, datang ke rumahnya, Selasa (20/9/2016).

Satruni mengaku, dirinya tidak punya siapa-siapa setelah suaminya meninggal. Dia dan suaminya tidak diberi kesempatan untuk memiliki buah hati.

Baca Juga :   Ada Tretes Night Run, Jalur Arah Tretes Diberlakukan Buka Tutup

“Saya sendirian sejak ditinggal oleh bapak. Tidak ada yang mengurus,” jelasnya.

Sebelumnya, Mbok Satruni, menjual aneka gorengan untuk menafkahi dirinya. Hasil jualan gorengan dicukup-cukupkan untuk memenuhi makan sehari-hari.

“Dulu saya jualan gorengan keliling, hasilnya saya buat untuk keperluan sehari-hari,” kata Mbok Satruni.

Namun, kemudian usaha gorengannya terhenti akibat sakit yang diderita di kakinya. “Sekarang ya sudah berhenti, gara – gara sakit di kaki,” tuturnya.

Saat ini, untuk makan, Mbok Satruni menunggu belas kasihan dari tetangga yang dengan sukarela. Kalaupun tak ada belas kasih, Mbok Satruni terpaksa menjual perkakas dapur seadanya untuk bisa makan.

“Kalau gak ada yang memberi ya jual piring ke pasar,” tutupnya. (ros/fyd)