Batu Akik Tak Lagi Sakti, Pedagang Mati Suri

2902

Pasuruan (wartabromo.com) – Masih ingat fenomena batu akik beberapa tahun lalu? Hampir semua orang tiba-tiba menggemarinya dan pedagang batu akik banyak meraup untung. Saat itu Pasar Kebonagung Pasuruan tak pernah sepi karena lapak-lapak darurat penjual batu akik memenuhi trotoar-trotoar sepanjang pertokoan. Pedagang batu akik dadakan, tukang gosok batu serta pembuat mban-mban meraup untung besar. Pemerintah Kota Pasuruan sampai “memfasilitasi” para penjual batu akik di lantai dua pasar Kebonagung.

Kini bagaimana kabar bursa batu akik yang pernah berjaya itu? “Sepi, mas.” Kata Pak Muin, salah satu penjual batu akik yang kini pindah ke trotoar depan Senkuko  kepada wartabromo.com.

Ditanya mengenai alasan kenapa pindah ke trotoar padahal sudah di”fasilitasi” di lantai dua pasar Kebonagung, Pak Muin mengaku pelanggan agak enggan naik ke atas.

Baca Juga :   Memastikan Hak Warga Tejowangi Dipenuhi, Wakil Ketua Dewan Sidak Tol

“Apalagi dulu ada tukang parkirnya, mas.” katanya.

???????????????????????????????

Tidak seperti beberapa tahun lalu saat batu akik sedang booming, kini pedagang hanya tinggal beberapa saja. Dagangan yang mereka bawa pun tidak seberapa. Lapak-lapak digelar begitu saja di atas trotar dekat pagar sebelah selatan pasar Kebonagung, berbagi dengan para penjual kopi. Selain penjual batu akik, masih tersisa dua orang tukang gosok batu. Dan seperti “partner” nya, mereka juga sepi pelanggan.

Menurut Pak Muin, hanya batu-batu kuno yang tetap bertahan di pasaran saat ini. Batu-batu “baru” seperti Bacan, Badar Besi atau Kalimaya sudah tidak banyak dicari.

“Yang masih dicari orang hanya batu-batu kuno seperti Pirus, Kecubung, Tapak Jalak atau Ati Ayam.” Kata Pak Muin.

Baca Juga :   Kontruksi Tol Paspro Ambruk, Korban Luka Membaik dan Pulang ke Mess

Pak Muin menjelaskan kenapa batu-batu kuno masih tetap bertahan di pasaran, karena orang membeli “khasiat”. Batu Pirus misalnya, batu ini dipercaya punya khasiat melancarkan rejeki dan membuat pemakainyamendapat keselamatan. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pemakainya, “Insya Allah tidak akan mati di jalan.” Jelas Pak Muin.

Selain membeli khasiat, pembeli hanya membeli batu jenis permata yang memang memiliki nilai ekonomis dari batu itu sendiri. Wartabromo juga melakukan penelusuran mengenai kebenaran kesaktian sebuah batu.

Ustdaz Jakfar Shodiq, salah satu pengasuh di padepokan Carang Agung, Bajangan, Gondang Wetan membenarkan jika batu-batu tertentu memang memiliki “kekuatan mistis”.

“Ada yang memang dari batunya, ada juga yang karena adanya khoddam pada batu tersebut.” Kata lelaki 54 tahun berambut panjang itu.

Baca Juga :   Sampah di Sungai Jembatan Pintu Tol Mulai Dibersihkan

“Pirus misalnya, dari batunya memang memiliki keistimewaan. Pirus asli, akan berubah warna jika kesehatan pemakainya dalam masalah. Bahkan ada juga batu yang memiliki kekuatan di luar nalar seperti batu Tapak Jalak. Tapak Jalak asli akan membuat pemakainya kedot atau tak mempan senjata tajam”. Lanjut penggemar barang antik tersebut.

Senada dengan Ustadz Jakfar, Gus Mad, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Al Mubarok Karangpandan Rejoso Pasuruan mengatakan jika tanah yang berada di bawah Ka’bah sebenarnya terbuat dari batu Pirus. Itulah kenapa pasaran batu-batu kuno masih ada harapan di pasar batu akik Kebonagung. Tapi karena tidak lagi booming, pelanggan batu akik memang turun drastis dibanding beberapa tahun lalu. (zaq/zaq)