Paska Terbakar, Air PDAM Tercemar dan Berbau Mesiu

940

Probolinggo (wartabromo.com) – Paska terbakarnya pipa PDAM berteknologi gravitasi di Ranu Gedang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, berdampak buruk kepada warga. Puluhan ribu pelanggan PDAM di 6 kecamatan mengeluh, gara-gara air kran mereka berbau sangit seperti bubuk mesiu terbakar.

Keluhan itu, semisal dirasakan oleh Jamal (35), warga Desa Ranugedang, yang menyebut pasca terjadinya kebakaran pada hari Sabtu (23/9/2017) lalu, kualitas air bersih dari PDAM yang mengalir kerumahnya berubah drastis.

“Pas keluar airnya bau seperti baunya mesiu terbakar. Karena bau dan kotor, saya tidak berani mengkonsumsi sebagai air minum. Ya terpaksa beli air mineral untuk minum, kalau mandi ke sungai,” kata Jamal.

Terkait keluhan itu, Kepala unit PDAM Kecamatan Tiris, Ahmadi, mengatakan bau tak enak dari air PDAM karena memang tercemar pasca salah satu dari dua pipa input ke bak penampungan tersebut terbakar.

Baca Juga :   Catat Tanggalnya! Dishub akan Bebaskan Denda Uji KIR

“Kami langsung melakukan pembersihan di bak penampungan air milik PDAM di Dusun Mejoan, Desa Ranugedang. Saat mainhole atau lobang sibuk untuk pembersihan, memang banyak kotoran dan asap yang ada didalamnya,” ujarnya.

Ahmadi mengaku, belum mengetahui kapan pipa dengan panjang sekitar 70 meter itu diperbaiki. Pasalnya, pipa berdiameter 55 mm dan mampu mengalirkan air hingga 200 liter per detik itu, masih dimiliki Dinas Sumber Daya Air (SDA) Propinsi Jawa Timur.

Akibatnya, perbaikan juga menunggu dari pihak pemenang tender untuk mengganti pipa yang terbakar dengan pipa yang baru.

“Untuk pelayanan PDAM kepada puluhan ribu pelanggannya sudah kembali normal. Dan untuk sementara waktu penggunaan pipa aliran gravitasi dinonaktifkan dan hanya mengandalkan sistem aliran air menggunakan pompa air yang sudah ada sebelumnya,” terang Ahmadi.

Baca Juga :   Pabrik Pengolahan Batu Bantah Merusak Jalan Desa Ngepoh

Kerugian akibat kebakaran itu diperkirakan lebih dari Rp. 120 juta. Dengan panjang 70 meter, setidaknya membutuhkan 12 lonjor pipa berukuran 6 meter dengan harga Rp. 10 juta per pipa. (cho/saw)