Fun, Taklukkan Tantangan Bromo Marathon 2017

1493

Pasuruan (wartabromo.com) – Rute menanjak, menurun penuh liku, seakan bukan hal menantang yang dirasakan ribuan peserta Bromo Marathon 2017. Mereka justru menikmatinya dengan fun dan santai, terbawa kesegaran hingga keindahan panorama Gunung Bromo.

Background perbukitan, hijau dedaunan berbarengan dengan kabut mengiringi 1.834 dari 36 negara, berlari mulai start hingga finish.

Terlihat hampir keseluruhan peserta memanfaatkan rute alam yang ditentukan dilakoni dengan gembira, gurauan, bahkan berswafoto.

“Rutenya luar biasa, tidak bisa cepat dan harus mengatur nafas. Kami banyak berhenti, foto-foto,” kata Andi Hariyono, asal Surabaya.

Meskipun dilakoni dengan kegembiraan, medan yang harus dilalui peserta terbilang cukup berat, malah untuk kategori marathon 10 kilometer (km), paling cepat waktu yang dibutuhkan lebih 1,5 jam.

Baca Juga :   Sidak Unas Walikota Pasuruan Temukan Gedung Tak Layak Hingga Siswa Mundur Ikuti Unas

“Biasanya untuk jarak 10 km bisa 1 jam kurang. Tapi untuk rute ini, butuh waktu hampir 2 jam,” tambah Taufiqul Ghoni, Camat Tosari saat itu turut ber-marathon.

Seorang pelari asal Amerika, Lucky Smorf (35) menjadi peserta kategori 21 km, mengakui beratnya medan. Padahal di tahun ini, merupakan kali ketiga kepesertaannya di Bromo Marathon.

“Bromo Marathon ini bukan jogging, tapi hicking. Tapi tetap fun, karena panoramanya indah dan udaranya sejuk,” ujar Lucky sambil tertawa.

Bromo Marathon 2017 digelar masyarakat Tengger terbagi dalam tiga kategori, yakni 10 km, 21 km serta 42 km.

Lari dimulai di teras Plataran Bromo di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga :   Dituduh Perkosa Bocah SD, Kakek-Kakek Ini Akui Perbuatannya

Sebelum pemberangkatan, 1.834 peserta dari 36 negara tersebut dihibur dengan pertunjukan seni tradisional khas Tengger, diantaranya Slomperetan.

Dedy Kurniawan, warga Tengger sekaligus insiator Bromo Marathon, mengungkapkan, selain di garis start, pada titik-titik tertentu peserta disuguhi berbagai kesenian budaya khas Tengger.

“Tujuannya selain berolahraga dan menikmati keindahan panorama dan udara pegunungan Bromo, mereka bisa terhibur dengan warga Tengger,” kata Dedy Kurniawan.

Sementara, Bupati Pasuruan, M Irsyad Yusuf (Gus Irsyad) menegaskan serangkaian kegiatan Bromo Marathon dinilai menunjang pariwisata Bromo, sebagai 10 destinasi wisata nasional andalan.

“Ini sangat pas. Dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu buktinya, ratusan home stay dan hotel-hotel, dipenuhi para tamu pengunjung,” ujar Gus Irsyad. (ono/ono)