Perbaikan Jalan Ambrol di Jalur Wisata Bromo Gunakan Dana Tak Terduga

1356

Probolinggo (wartabromo.com) – Pemkab Probolinggo segera memperbaiki ambrolnya jalan dan Tembok Penahan Tebing (TPT) di dekat Jembatan Sapikerep, Kecamatan Sukapura. Rencananya, perbaikan tersebut akan menggunakan Dana Tak Terduga (TT).

Anung Widiarto, Kepala Pelaksana Tugas BPBD Kabupaten Probolinggo, mengatakan, pihaknya sedang menghitung jebolnya TPT tersebut. Setelah dilakukan penghitungan, selanjutnya akan melaporkan kepada Bupati Probolinggo untuk pengajuan dana perbaikan. Setelah dana cair, maka jalan atau jembatan yang ambrol itu kemudian akan ditindaklanjuti dengan segera memperbaikinya.

“Setelah selesai nanti akan kami ajukan kepada bupati untuk dananya. Setelah itu kalau dananya turun akan langsung kami perbaiki. Mungkin hari ini sudah bisa dilakukan,” ujar Anung pada wartabromo.com, Senin (20/11/2017).

Baca Juga :   Ansor Probolinggo Tak Otomatis Dukung Gus Ipul

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Permukiman Rakyat (PUPR), Prijono menuturkan, perbaikan itu akan menggunakan Dana TT.

Penggunana Dana TT bukannya tanpa sebab. Salah satu alasannya, rusaknya TPT di dekat jembatan tersebut, karena faktor alam. Dikatakan, kerusakan itu diakibatkan derasnya aliran sungai yang berada di lokasi. “Untuk penanganan sementara, kami akan menggunakan Dana TT dan akan diperbaiki secepat mungkin,” kata Prijono.

Sebelumnya, Tembok Penahan Tebing (TPT) di dekat Jembatan Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, ambrol pada Kamis (17/11/2017) siang lalu. Ambrolnya TPT tersebut, terjadi setelah hujan deras menguyur Sapikerep sekitarnya sejak pagi hari.

Jembatan yang berada di tikungan dekat Pura Giri Mukti Sapikerep ini, terbilang masih baru. Sebelum dibangun, di tempat yang sama juga mengalami longsor. Oleh karenanya, pengendara diminta hati-hati jika melintas di kawasan tersebut.

Baca Juga :   Anggota LSM Berseragam, Gagalkan Eksekusi Lahan KAI

Untuk keamanan, sementara Polsek memasang garis polisi di kawasan kerusakan TPT. Petugas keamanan disebut sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari tingkat desa hingga jasa wisata, seperti paguyuban jip yang biasa mengangkut wisatawan ke Gunung Bromo. (cho/saw)