Pilu, Ini Kisah Bayi Dalam Kardus di Beranda Serambi Musala Panti Asuhan

1294

Pasuruan (wartabromo.com) – Bayi perempuan dalam kardus, terpaksa ditinggalkan ibunya di serambi Musala Panti Asuhan Ar-Rohman Yayasan Miftakhul Khoir di Kauman, Kelurahan/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Sang ibu bayi disebut harus bekerja ke luar kota, sementara pihak keluarga enggan mengasuh bayi malang itu.

Kisah pilu itu diketahui, setelah selembar kertas berisi rangkaian kalimat permohonan dan pesan, juga dijumpai berada di dalam kardus bersama bayi.

Dalam kalimat di kertas bergaris itu, seakan-akan ditulis tangan oleh sang ibu, dengan memulai kalimat sebuah nama, “Syakira Putri Nadya”.

Diperkirakan kutipan nama itu ditujukan kepada bayi cantik dalam kardus yang ditinggal di depan Musala.

Selanjutnya, tulisan diteruskan dengan sebuah permintaan agar bersedia menerima titipan bayi, anaknya. Diungkapkan dalam surat, permohonan sepertinya terpaksa dilakukan, karena ayah si jabang bayi pergi meninggalkan mereka. sementara orangtua sang ibu (kakek/nenek bayi), enggan menerima bayi yang diperkirakan berusia belum genap seminggu itu.

Baca Juga :   Jalan Antar Desa Rusak, Warga Pasang TV di Tengah Jalan

Dimungkinkan kondisi ekonomi juga menjadi desakan, sehingga ibu bayi ini seperti minja ijin bekerja ke luar kota. Tulisan kemudian diakhiri dengan permintaan untuk menjaga anaknya, Syakira Putri Nadya”.
____
Berikut isi surat yang dijumpai bersama bayi dalam kardus :

“Syakira Putri Nadya”

Saya titip anak saya pak / buk
Ayahnya pergi, orang tua saya tidak mau menerimanya. Saya nitip Syakira bu / pak.
Saya mau kerja ke luar kota
Jaga Syakira nggeh bu / pak
Terimakasih

Hormat saya”
_____
Diwartakan, bayi perempuan ditemukan berada dalam kardus di serambi musala Panti Asuhan Ar-Rohman Yayasan Miftakhul Khoir di Kauman, Kelurahan/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Senin (25/12/2017) malam.

Baca Juga :   Sidak Pasar Bawang, Satgas Pangan Temukan Puluhan Timbangan Tak Layak Pakai

Bayi mungil itu ditemukan oleh penghuni panti dalam keadaan menangis dengan tubuh tertutup selembar selimut, setelah adzan Maghrib berkumandang di Musala yayasan. (ono/ono)