Sucikan Diri, Umat Hindu Tengger Gelar Tawur Agung

1590

Probolinggo (wartabromo) – Menjelang Nyepi 1940 Saka, umat Hindu Tengger melaksanakan Tawur Kesanga atau Tawur Agung, di Curah Kendil, Desa Sumber Anom, Kecamatan Sumber, pada Senin(13/3/2018). Tawur Agung itu, merupakan ritual untuk membuang sifat buruk pada diri manusia.

Sebelum puncak Ritual Tawur Agung, ribuan warga melakukan pawai ogoh-ogoh. Sekitar 26 ogoh-ogoh diarak ribuan umat Hindu di 5 desa di Kecamatan Sumber, yakni Desa Ledokombo, Wonokerso, Sumber Anom, Pandan Sari dan Gemito. Pawai ini yang dilakukan suku Tengger Brang Wetan (Probolinggo) ini, berlangsung meriah baik.

Setelah diarak keliling setiap desa, ogoh-ogoh itu kemudian arak menuju Curah Kendil, Desa Sumber Anom. Diiringi tari tradisi, seperti tari topeng, dan tarian khas Suku Tengger yang ditampilkan oleh setiap perwakilan desa. “Semua umat Hindu Tengger ikut berpartisipasi dalam ritual ini. Sebab, ini salah satu cara untuk membuang sifat buruk dan menyucikan diri,” kata Sudir, warga Desa Wonokerso.

Baca Juga :   Keluarga Pencuri Pohon Mangrove Akan Ajukan PK

Ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran dan bentuk itu, mengambarkan sifat buruk turut dimainkan dalam tarian. Puluhan orang mengusung ogoh-ogoh itu sambil menari-nari di jalan Curah Gendil. Ogoh-ogoh itu menunjukan sifat buruk manusia yang melakukan pengrusakan alam dengan menebang pohon secara liar.

“Melambangkan sifat buruk manusia yang terus menerus melakukan perusakan pada alam. Sehingga, umat Hindu diharapkan membuang sifat buruk dalam segala tingkah lakunya,” jelas Pandita Pure Sumber Kencono Desa Pandan Sari, Mangku Muarit.

Selain ogoh-ogoh, terdapat pula gunungan berisi aneka buah-buahan hasil bumi. Makna dari gunungan buat itu menujukan bahwa alam memberi semua yang dibutuhkan manusia. Tarian ogoh-ogoh dan gunungan buah itu menjadi tontonan menarik bagi pengunjung maupun umat Hindu. Tarian ogoh-ogoh dan gunungan buah itu acak dengan iringan musik tradisi (gamelan) yang dimainkan.

Baca Juga :   Target Naik Kelas Tipe B, RSUD Bangil Butuh Anggaran Besar

Tarian ogoh-ogoh itu, merupakan puncak seremoni dalam upacara Tawur Agung. Setelah tarian tersebut, umat Hindu melakukan sembahyang untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, upacara ini disudahi dengan kembali pulang ke rumah masing-masing.

“Tawur Kesanga atau Tawur Agung ini, merupakan peribadatan dalam menyambut Hari Raya Nyepi,” timpal Ketua Parisada Hinda Dharma Indonesia Kabupaten Probolinggo (PHDI) Bambang Suprapto.

Umat Hindu Tengger akan melakukan caturbrata penyepian yang akan dimulai pada Sabtu (17/3/2018) sejak pukul 00.00. Penyucian diri ini, akan berhenti pada Minggu (18/3/2018) 00.00 WIB. (cho/saw)