Kawasan Wisata Bromo Butuh Toilet Baru

1963

Probolinggo (wartabromo.com) – Jumlah kunjungan wisatawan di wisata alam Bromo, terus berkembang. Namun, fasilitas kamar mandi yang tidak memadai dikeluhkan oleh wisatawan.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tahun 2017 lalu, telah membangun toilet di beberapa titik sebagai fasilitas publik. Sedikitnya ada dua lokasi yang dibangun toilet dengan menggunakan sistem bunker, yakni di Lautan Pasir dan Bukit Teletubis Gunung Bromo.

Sayangnya, bangunan tersebut dirasa kurang memadai saat libur panjang. Dua tempat ini, ternyata membuat wisatawan harus antri 5-10 menit, bahkan lebih untuk menggunakannya. Kondisi ini membuat wisatawan mengaku kecewa dan mengeluh karena antrian tersebut.

Salah satunya yakni Andre Kurniawan, pelancong asal Kepulauan Riau yang baru datang ke Gunung Bromo. “Namanya dingin, pasti pengennya ke toilet terus, tapi pas sampai disana saya gak jadi, karena antriannya panjang mas,” tutur Andre, Minggu (8/4/2018).

Baca Juga :   Beredar Surat KPU Tindak Lanjuti Laporan Ijazah Palsu Hasani

Karyawan perbankan tersebut, menuturkan bahwa yang paling memperihatinkan yakni toilet perempuan. Sebab, di toilet bagian perempuan tersebut, antrean panjangnya dua kali lipat. “Saya gak jadi mas, karena kalau pria cari tempat mudah. Tapi kalau perempuan antri dan itu panjang,” ujar Andre.

Sementara itu, salah satu petugas toilet, Eko mengatakan, kondisi ini memang tak bisa dihindari. Apalagi pada saat momen libur panjang seperti akhir pekan. “Karena jumlah pengunjung ke Gunung Bromo ini naik turun mas, tapi kalau sudah ramai ya begini kondisinya, harus antri dan sabar,” terang Eko.

Kondisi itu, membuat tokoh pariwisata Bromo, Digdoyo Djamaludin prihatin. Menurutnya TNBTS selaku pihak pengelola harus bisa mengantisipasi ramainya pengunjung tersebut, diantaranya dengan menambah toilet baru.

Baca Juga :   Segera Dilaksanakan, Begini Tehnis Wajib Madin Bagi Siswa Pasuruan

“Entah itu dibuatkan toilet sementara, atau menyediakan toilet protabel sebagai tambahan. karena biasanya kalau seperti ini mengeluhnya malah ke hotel, itu sudah pasti. Makanya kami harapkan TNBTS juga mau memikirkan ini,” kata ketua PHRI Probolinggo tersebut. (cho/saw)