8 Bulan, Ada 178 Bayi Meninggal di Probolinggo

1457

Probolinggo (wartabromo.com) – Hanya dalam 2 catur wulan, angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo mencapai 178 kasus. Tingginya angka tersebut menjadi atensi pemerintah untuk mengambil langkah ekstra, diantaranya akan menggenjot pencanangan bulan timbang dan konde (kontribusi periode) emas.

Hingga 20 Agustus 2018, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mencatat ada 178 kasus AKB. Besar kemungkinan, AKB ini akan semakin bertambah. Angka kematian bayi itu sangat tinggi. Apalagi dibanding dengan sepanjang tahun lalu yang hanya mencapai 190 AKB.

“Hal ini harus diselesaikan bersama dengan semua pihak dalam menyelamatkan bayi. Mulai hamil sampai melahirkan, baik asupan gizinya maupun edukasi pada masyarakat,” ujar Kepala Dinkes dr. Shodiq Thahjono Jumat (31/8/2018).

Baca Juga :   Hutan Bentar di Probolinggo Terbakar

Untuk itu, lanjut dr. Shodiq, pihaknya akan terus melakukan pemantauan ketat terhadap pertumbuhan dan kesehatan bayi di Kabupaten Probolinggo. Diantaranya ada empat langkah aktif yang akan dimaksimlakan pihaknya. Yaitu pertama, bulan penimbangan. Kedua, bulan Vitamin A untuk anak balita. Ketiga, bulan tumbuh kembang anak. Terakhir dengan Pekan ASI se-Dunia.

“Yaitu semua balita harus di bawa ke posyandu akan diukur tinggi badannya dan berat badannya untuk mengetahui jumlah stunting yang ada di Kabupaten Probolinngo. Masih banyak strategi-strategi cantik yang akan kami lakukan selain itu,” ungkap mantan direktur RSUD Waluyojati ini.

Menurutnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta multi pihak dalam mendukung menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan AKB. Sehingga ada komunikasi yang efektif antara lintas sektor dan lintas program tentang kesehatan ibu dan anak.

Baca Juga :   Waduh! 1.826 Warga Meninggal Dunia Masuk Daftar Pemilih Sementara Pilkada Kabupaten Pasuruan

“Selain itu, meningkatkan kepedulian keluarga dan lintas sektor serta masyarakat tentang kesehatan ibu hamil. Sehingga kelahiran bayi dan kesehatannya bisa terpantau selalu. Dengan begitu angka kematian bayi bisa ditekan seminimal mungkin,” tutur dr. Shodiq.

Terkait tingginya AKB, Plt Asisten Administrasi dan Kesra Kabupaten Probolinggo Ahmad Arif mengatakan, kondisi itu perlu disikapi serius oleh semua pihak. Tidak hanya dari dinas terkait saja, melainkan juga peran-serta orang tua dan lingkungan sekitar.

“Dengan begitu, kesehatan ibu dan balita bisa terjaga. Begitu pula konsultasi keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi balita dan pencegahan penanggulangan penyakit anak dapat berjalan maksimal,” kata pejabat asal Kecamatan Paiton ini. (saw/saw)