Energi Baik, Gas Bumi Makin Dilirik

1490

Sebagai gambaran, lanjut Agus, untuk gas bumi, berat jenisnya 0,002 barr dibanding udara. Berbeda dengan elpiji yang memang lebih berat hingga mencapai 4 barr. Walhasil, saat terjadi kebocoran, gas elpiji bergerak statis di sekitar kebocoran hingga berpotensi terjadi kebakaran. “Kalau gas bumi, langsung hilang karena penguapan,” terang Agus.

Beberapa alasan itu pula yang membuat gas bumi PGN mulai banyak dilirik. Di Pasuruan, dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah industri tercatat sebagai pelanggan baru pengguna gas bumi yang disalurkan PGN (Perusahaan Gas Negara). Diantaranya, PT. Serba Gurih Indonesia (SGI), produsen permen jahe di Kota Pasuruan, PT. Rajawali Cakra Sakti, produsen tali sepatu di Pandaan, serta PT. MJB Pharma, produsen infus di Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Awal November lalu, WartaBromo sempat berbincang dengan A. Samsul, manager engineering PT MJB, Purwosari, Pasuruan. Menurutnya, ada banyak keuntungan yang didapat dari menggunakan gas PGN. “Yang paling terasa ya biaya produksi. Dengan gas, biaya bahan bakar bisa ditekan 49 persen dibanding solar,” jelasnya.

Baca Juga :   Musim Hujan, Produksi Bata Merah Terganggu

Jauh sebelumnya, pihaknya juga memakai CNG (compressed natural gas) sebagai bahan bakar. Dengan gas cair ini, ada penghematan sekitar 20 persen. Nah, pada April 2018 lalu, pihaknya beralih ke gas pipa PGN. Hasilnya, ia bisa menghemat biaya bahan bakar hingga hampir 50 persen.

Seberapa hemat antara menggunakan solar dan gas ini, Samsul memberikan gambaran yang lebih detail. Dikatakannya, saat ini, harga solar industri berkisar di angka Rp 9 ribu setiap liternya. Nah, untuk satu liter solar, kalori yang dikeluarkan sebanding dengan 0,9 meter kubik gas.

Dengan harga setiap meter kubik gas indusri sekitar Rp 4 ribu, itu berartu cost yang dikeluarkan untuk membeli bahan bakar bisa lebih ditekan. “Artinya kan tidak sampai satu meter kubik kalau pakai gas. Kalau per kubiknya Rp 4 ribu, berarti kan tidak sampai segitu,” jelas Samsul.

Baca Juga :   Arief Ilham Terpilih Sebagai Ketua Komisi II DPRD Kota Pasuruan

Selain lebih ekonomis, penggunaan gas pipa PGN juga dinilai lebih efektif. Sebab, pihaknya tidak perlu repot dengan jadwal pengiriman. “Tiap bulan kan tinggal catat di meterannya,” terang Samsul. Setiap bulan, ia rerata pemakaian gas antara 30-40 ribu meter kubik.

Sekretaris Perusahaan PGN, Rahmat Hutama melalui rilisnya mengatakan, pemenuhan energi baik dan murah kepada perusahaan merupakan bagian dari dukungannya terhadap keberlangsungan industri tanah air. Dan itu yang coba dilakukan dengan menjamin ketersedian pasokan anergi melalui pembangunan infrastruktur jaringan gas yang terus dilakukan.

“Sebagai bagian dari dukungan itu, PGN terus berkomitmen terhadap penyediaan energi yang baik, murah dan ramah lingkungan,” kata Rahmat. Ketersediaan pasokan itu, lanjut Rahmat, sekaligus menjadi garansi sustainable kegiatan usaha yang dimaksud. Sebab, dengan harga yang lebih murah ketimbang penggunaan bahan bakar konvensional lainnya, biaya produksi juga lebih ditekan.

Baca Juga :   Gali Pondasi, Warga Kertosari Pasuruan Temukan Mortir Jenis Roket Aktif

Di sisi lain, dengan tambahan tiga industri itu, jumlah pelanggan industri (PI) gas di Pasuruan saat ini mencapai 107 pelanggan. Dari ratusan perusahaan ini, total gas bumi yang disalurkan PGN di Pasuruan mencapai 25.378.032 meter kubik.

Dikatakan Rahmat, peluang bergabungnya pelaku industri sebagai pengguna gas cukup terbuka. Dengan dukungan jaringan infrastruktur yang memadai, ia optimistis ke depan, industri yang beralih ke gas bumi akan terus bertambah.

Sebagai gambaran, saat ini, PGN menjadi satu-satunya perusahaan gas yang memiliki jaringan distribusi terpanjang di Indonesia. Dengan panjang pipa yang mancapai 7.453 kilometer, PGN menguasai sekitar 80 persen panjang pipa hilir gas bumi secara nasional.