Kades Andung Biru Tuding Hutan Gundul Biang Banjir

1697

Probolinggo (wartabromo.com) – Kepala Desa (Kades) Andung Biru Essam menuding hutan gundul di lereng Pegunungan Argopuro sebagai biang banjir bandang yang melanda wilayahnya. Sebab, hutan yang berada di atas desa terdampak, sudah dialih-fungsikan menjadi lahan pertanian.

Essam menuturkan, hutan gundul yang ia maksud ada di Gunung Gambir atau oleh warga Desa Andung Biru lebih dikenal dengan Gunung Malang. Daerah itu, masuk Desa Gelang, Kecamatan Sumber Waru, Kabupaten Jember. Jaraknya sekitar 7 kilometer dari Desa Andung Biru.

Ia mengatakan dalam 2 tahun terakhir, penebangan besar-besaran terjadi di daerah itu. Setelah pohon tegakan dibabat habis, lahannya ditanami dengan aneka palawija seperti jagung. Sehingga dalam satu tahun, desanya terkena bencana banjir bandang sebanyak 2 kali.

Baca Juga :   Haul Kyai Hamid, Penginapan di Kota Pasuruan Full Booked

“Disana penebang liar terjadi seakan-akan tidak ada petugas. Kalau hutan yang masuk Pal Probolinggo masih utuh. Kalau yang di Gunung Malang itu ditanami jagung dan semacamnya. Kalau dilihat dari jauh seperti milik kita (wilayah Probolinggo, red), karena kemiringannya ke arah sini, tapi bukan. Di jembatan Hitam itu, pembalakan liar terjadi,” tutur Essam, saat ditemui wartabromo.com di rumahnya.

Pria yang menjabat Kades sejak 2015 ini mengungkapkan, bahwa dirinya sudah berulang kali menentang penebangan itu. Sebab, dikhawatirkan akan terjadi tanah longsor dan banjir. Berdasarkan sepengetahuannya, sejak 2 tahun lalu sudah ada 27 longsor di areal hutan itu.

“Ini akibat penebangan liar. Kawasan hutan di atas desa ini sudah beralih fungsi. Akibatnya, ya seperti sekarang ini. Saya sangat menentang adanya penebangan liar karena takutnya ada kejadian seperti ini,” terangnya.

Baca Juga :   Wah! Ranu Pani di Lumajang Bersalju

Wilayah hutan yang pohonnya ditebangi tersebut masuk wilayah Perhutani Kabupaten Jember, sehingga ia meminta agar Pemkab Probolinggo bisa mengatasinya. Ditegaskan, jika kondisi ini dibiarkan, maka setiap musim hujan, warganya akan terus menerus menjadi korban.

“Kalau kami sendiri tidak mampu, karena itu pemerintah harus bergerak. Jangan sampai warga kami menjadi korban banjir terus menerus,” pinta Essam.

Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, berencana menemui Bakorwil V Tjahjo Widodo, yang membawahi wilayah tapal kuda. Ia akan meminta mantan Pj Bupati Probolinggo untuk memfasilitasi koordinasi dengan Pemkab Jember. “Dari laporan yang masuk, ada alih fungsi di hutan di wilayah Kabupaten Jember. Kami akan kroscek dan komunikasi dengan Jember. Supaya bisa mencari solusi bersama atas permasalahan ini,” ujarnya.

Baca Juga :   Sukses! MTQ XXVII Jawa Timur di Pasuruan Akhirnya Resmi Ditutup

Pemkab Probolinggo perlu mengetahui potret dari wilayah Gunung Gambir, Kabupaten Jember dan dimungkinkan, Pemkab Jember tidak mengetahui efek dari alih fungsi di kawasan hutan, yang berdampak pada bencana di Tiris. “Memang ada sebagian warga Andungbiru yang menikmati hutan Gunung Gambir ini. Tapi, ini harus dicarikan solusi. Mungkin dengan sistem tumpang sari,” tandas Tantri. (saw/saw)