Siswa asal Surabaya Hilang Ketika Berada di Lembah Kijang Gunung Arjuno

6154

Pasuruan (wartabromo.com) – Siswa SMKN 5 Surabaya dilaporkan tersesat, setelah terpisah dari kelompoknya saat melakukan pendakian di Gunung Arjuno. Korban hilang, diperkirakan ketika berada di sekitar kawasan Lembah Kijang. Beberapa pihak menyebut lembah ini sebagai Lembah Lali Jiwo.

Hal itu terungkap dalam IG @sarsurabaya, yang memosting informasi hilangnya Faiqus Syamsi (17), saat melakukan pendakian di Gunung Arjuno, bersama enam kawannya.

Dalam laporannya, terungkap bila Syamsi terakhir terlihat membawa tas kecil, berisi diantaranya KTP. Selain itu, dari catatan SAR Surabaya, korban mengenakan kaos oblong berwarna putih berlengan pendek lengkap dengan celana “kempol” hitam.

“Dan terpisah dari rombongan di sekitar kawasan lembah kidang pada tanggal 18 desember 2018.” salah satu penggalan kalimat @sarsurabaya, Kamis (20/12/2018).

Baca Juga :   Mengapa Hutan Arjuno Begitu Penting?
Lembah Kijang, Gunung Arjuno. (Foto: Mangreza, diambil pada 27/12/2010)

Sekedar diketahui, Lembah Kijang merupakan savana luas dengan pemandangan eksotis, berada tepat di kaki gunung Arjuno. Umumnya, pendaki atau lumrah disebut survivor, kerap mendirikan tenda untuk camp, untuk kemudian melanjutkan pendakian ke puncak Gunung Arjuno.

Sementara, tim SAR Surabaya bersama pihak kepolisian, Basarnas berikut sejumlah tim SAR lain, sesaat tiba di Pos Pendakian Tretes langsung melakukan penyisiran awal dan bergabung dengan sejumlah SAR lain, polisi hingga Basarnas.

Diwartakan sebelumnya, Faiqus Syamsi (17) bersama 6 kawan sekolahnya, berangkat menuju Gunung Arjuno, pada 16 Desember 2018. Diperkirakan, mereka sengaja menghabiskan waktu libur natal dan tahun baru, dengan melakukan pendakian.

Mereka memutuskan berangkat ke puncak Arjuno pada 18 Desember 2018. Tiba waktu mendaki, Faiqus Syamsi bertahan di basecamp, sementara 6 lainnya membagi dua kelompok menuju puncak Gunung Arjuno.

Baca Juga :   Hore, Hari Ini Pendakian Gunung Arjuno Sudah Buka

Syamsi kemudian meninggalkan camp, setelah mendengar, dua kawan yang sebelumnya mendaki, tak kunjung tiba, meski empat lainnya sudah di puncak Gunung.

Sepertinya, inisiatif Syamsi meninggalkan camp menjadi masalah, karena sampai saat ini, keberadaannya tidak diketahui, hilang dan diduga tersesat. (ono/ono)