Mentan Sebut Jagung Tak Ada di Gudang Bulog

920

Probolinggo (wartabromo.com) – Di awal tahun ini, Pemerintah Pusat kembali membuka keran impor jagung sebanyak 30.000 ton. Keputusan itu, karena tak ada jagung di gudang Bulog.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Amran saat panen jagung di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Rabu (16/1/2019). Amran mengatakan, keputusan menambah impor dilakukan sebagai langkah antisipasi. Pasalnya, pada saat keputusan dibuat, panen jagung belum terjadi.

“Tidak ada di gudang. Nah, saat panen puncak kita harus ekspor, kenapa? karena harga jatuh. Ini mulai jatuh ini, sekarang tiga seratus, ini satu dua minggu ke depan pasti turun, Bulog harus serap cepat, jangan sampai petani rugi,” ujarnya.

Baca Juga :   Tak ada Polantas di Bundaran Apollo-Pertigaan Kejapanan, Lalin Kian Macet

Menteri asal Sulawesi Selatan itu meminta adanya impor jagung jangan dipolitisasi. Sebab, pada 2018 lalu, impor yang dilakukan sebanyak 100 ribu ton. Sementara jumlah ekspor jagung pada tahun yang sama 380 ribu ton. Dengan begitu, ada selisih sekitar 280 ribu ton antara yang diekspor dengan yang diimpor. Artinya menurut Amran, produksi jagung petani Indonesia mengalami surplus.

Baca Juga : 782 Perusahaan Masuk Jaringan Mafia Pangan, Mentan: Tak ada Kompromi

Ia kemudian membandingkan impor jagung pada tahun 2014 lalu. Dimana pada saat itu, impor jagung mencapai 3,5 juta ton. Jagung yang masuk dari Amerika dan Argentina tersebut senilai Rp10 triliun.

“Hari ini stop dari Argentina dan Amerika. Stop 3,5 juta ton, kemudian kita ekspor. Hebat gak pemerintahan Jokowi-JK,” kata Mentan.

Baca Juga :   Baru Dilantik, Inilah Pesan Gubernur Pada Bupati

Sentra penghasil jagung di Indonesia berada Jatim, Jateng, Lampung, NTB, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat. Untuk memacu petani bertanam jagung, Kementerian Pertanian memberikan bantuan alat produksi pertanian dan bibit. (cho/saw)