Capai 106 Ribu Ton, Produksi Susu di Pasuruan Lampaui Catatan Sebelumnya

1478

Pasuruan (wartabromo.com) – Tahun 2018, total produksi susu perah peternak di Kabupaten Pasuruan mencapai 106.354,92 ton. Catatan tersebut melampaui target yang dipatok 92.458 ton.

Hari Mulyono, Kabid Usaha Peternakan dan Ketahanan Pangan Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan mengatakan, realisasi total produksi susu perah mencapai 115 persen.

Bahkan menurutnya, realisasi produksi susu melebihi tahun 2017, karena capaiannya sekitar 103.157 ton.

Ia mengungkapkan, peningkatan ini lebih karena kesadaran para peternak dalam meningkatkan produksi kian membaik, terlebih tentang bagaimana membuat kandang jauh lebih higienis.

“Kalau kandangnya sudah higienis, maka sapi akan merasa nyaman sehingga kalau sudah diberi pakan, pasti akan lahap. Itulah yang kini sudah dilakukan oleh para peternak sapi di Kabupaten Pasuruan,” kata Hari via telepon, Kamis (14/02/2019).

Baca Juga :   Dua Hari Nyemplung Sungai, Truk Angkut Jagung Belum Dievakuasi

Hari menjelaskan, produksi susu sapi perah merata di 24 Kecamatan, tertinggi berada di Kecamatan Lekok, Tutur, Puspo, dan Lumbang. Hasil produksi susu, rutin disetor ke berbagai koperasi susu, untuk dikirim ke pabrik Pengolahan Susu terkemuka di Kabupaten Pasuruan.

“Banyak perusahaan susu yang telah percaya dengan para peternak sapi perah di Kabupaten Pasuruan dan itu sudah berjalan bertahun-tahun. Kita juga ikut bersyukur akan hal itu,” imbuhnya.

Meningkatnya populasi sapi perah, ditambah pemberian pakan yang lebih baik, membuat produksi susu perah di Kabupaten Pasuruan, disebutnya juga menjadi sebab target produksi terlampaui.

Dikatakannya, berbagai macam upaya telah dilakukan untuk produksi susu dengan hasil maksimal. Di antaranya peningkatan mutu pakan ternak, peningkatan pelayanan IB (Inseminasi Buatan) kepada peternak, penambahan populasi sapi perah betina hingga bimtek atau sosialisasi.

Baca Juga :   Pansus Tatib dan Kode Etik DPRD Kabupaten Pasuruan Ilegal

Terungkap, jumlah populasi sapi perah dari tahun 2017 lalu sebanyak 90.817 ekor, meningkat menjadi 92.931 ekor sapi sampai akhir tahun 2018.

“Apabila populasi meningkat, maka akan secara otomatis dapat meningkatkan produksi, baik susu maupun daging. Karena kita ketahui bersama bahwa dalam IB, benih yang dimasukkan merupakan benih-benih sapi unggul, baik sapi perah maupun potong,” pungkas Hari. (mil/ono)