Geliat Pemanjat Tebing Cilik di Probolinggo

1898

Probolinggo (wartabromo.com) – Berbeda dengan tetangganya, Kabupaten Probolinggo tidak punya atlet panjat tebing handal dan berprestasi. Pengcab Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Probolinggo mulai berbenah, menjaring dan melatih atlet-atlet cilik.

Setiap akhir pekan, 4 atlet pemula berlatih di tebing-tebing Ranu Agung, Kecamatan Tiris. Mereka berlatih memanjat tebing nan terjal tanpa menggunakan alat pengaman. Sepertinya cukup aman, sebab mereka berlatih di kelas panjat tebing Deep Water Solo Climbing, yakni panjat tebing mengandalkan kedalaman air dibawahnya, sebagai pengaman utama, bila saja terjatuh.

Terlihat, satu per satu dari mereka memanjat secara bergantian, setelah sebelumnya mendapat wejangan dari pelatih.

Seorang bocah perempuan pun turut ambil bagian berlatih panjat tebing.

Untuk beberapa saat, nampaknya tangan mungil mereka cukup kuat memegang batu di celah tebing. Padahal, tebing curam kokoh berdiri secara vertikal, sangat sulit dipanjat. Tak ayal hanya dalam beberapa meter naik, mereka pun melepaskan pegangan dan tercebur ke dalam air.
Padahal, mereka sudah sering naik tebing. Namun bukan tebing alami, tetapi tebing buatan.

Baca Juga :   Putra Tukul Arwana Bakal Penjarakan Pemilik Toko Variasi dan Bengkel, Kenapa?

“Pegangannya beda dengan yang di wall. Kalau di tebing masih meraba,” tutur Audira Maulida Anuari, salah satu atlet cilik, Sabtu (23/2/2019).

Hal sama juga diungkapkan oleh Azrial el Miski, pemanjat cilik lainnya. Ia mengatakan, pada awalnya tebing alam itu terlihat sangat mudah untuk dipanjat. Namun, setelah dipanjat, ternyatanya sangat sulit. “Kelihatannya gampang tapi kalo dicoba susah. Pijakan, pegangan dan juga power (kekuatan),” ungkap siswa kelas 6 SD ini.

Menurut Kepala Bidang Tebing Alam FPTI setempat, Witjaksono, sebelum rutin berlatih di Ranu Agung, pihaknya telah melakukan survei terlebih dahulu. Selain tebing Ranu Agung Kecamatan Tiris, pihaknya juga menyurvei tebing air terjun Kalipedati dan Hyang Darungan Kecamatan Krucil. Hasilnya, tebing di atas ranu itu sangat layak untuk dijadikan arena Deep Water Solo Climbing.

Baca Juga :   Sales Minyak Wangi Ditemukan Tewas di Kamar Hotel

“Pertama, awalnya untuk memancing warga sini, bahwa panjat tebing itu olahraga yang aman, safety. Dan juga mengarah pada prestasi untuk mencetak atlet-atlet lokal Kabupaten Probolinggo,” tutur alumni STIH Zainul Hasan Genggong itu.

Dengan latihan yang rutin, ia optimis atlet profesional akan lahir, mampu berprestasi mengharumkan Kabupaten Probolinggo dan Bangsa Indonesia. Lebih-lebih geliat olahraga panjat tebing di Kabupaten Probolinggo kalah dibanding tetangganya, yakni Kota Probolinggo yang telah melahirkan atlet berpestasi di kancah internasional. (saw/saw)