Terpapar Abu Bromo, Kubis Petani Tengger Dipanen Lebih Awal

2277

Probolinggo (wartabromo.com) – Sebaran abu vulkanik Gunungapi Bromo menghujani areal pertanian. Paparannya mengancam kualitas sayur kubis yang dibudidayakan warga Tengger. Petani pun memanen kubisnya lebih awal meski harganya sangat murah.

Seperti dilakukan Fendi, salah satu petani kubis asal Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sayuran kubis yang ditanamnya terpaksa dipanen lebih awal, sebab terpapar abu. Diketahui, abu Vulkanik mengandung silika, sehingga sangat berbahaya jika terlalu lama memapar sayuran jenis kol atau kubis.

Petani khawatir, guyuran abu vulkanik bisa membuat tanaman rusak. “Beruntung saat ini tidak begitu parah paparan abu vulkaniknya. Selain itu, masih terbantu adanya guyuran hujan deras, sesaat setelah guyuran abu vulkanik. Sehingga membersihkan debu yang menempel,” ujar Fendi, Kamis (21/3/2019).

Baca Juga :   Bupati Pasuruan : Pemerintah Kehilangan Sosok Kyai Ikhlas

Petani yang lahannya berada di tepi jalan, memilih memanen sayur kol. Daripada rusak karena abu vulkanik. Walaupun harganya saat ini sangat murah dan merugikan petani. “Kalau lahannya berada di puncak bukit atau di bawah lembah, ya mending dibiarkan saja. Karena antara hasil dengan ongkos angkutnya tidak sebanding,” lanjutnya.

Saat ini, harga sayur kol berkisar antara Rp300 hingga Rp500 per kilogram. Padahal normalnya, harga sayur kol di kawasan Tengger mencapai Rp1.000 per kilogram.

“Timbang rugi banyak, mending panen awal. Itu yang kami lakukan sekarang,” tambah Kermat, petani sayur kol yang lain.
Sejauh ini, masyarakat maupun wisatawan masih beraktifitas normal di kawasan wisata Bromo. Dengan jarak aman satu kilometer dari puncak kawah. Sementara sebaran abu vulkanik sendiri, tergantung dengan arah mata angin dan dapat berubah sewaktu – waktu. (lai/saw)