Pemilu Tanpa Politik Uang, Mungkinkah?

2007

Berbagai tokoh dihadirkan sebagai narasumber mulai dari akademisi, peneliti, aparatur, legislator, hingga petinggi partai. Pembahasan mengenai ini seolah tak ada habisnya. Berbagai ide dan gagasan dituangkan sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan solusi.

Walau demikian, sebanyak dan sesering apapun kajian, diskusi dan seminar diselenggarakan, sebanyak apapun tawaran solusi disajikan, nyatanya semua itu tak memberikan dampak penyembuhan pada penyakit politik uang. Ringkasnya, tidak ada upaya serius guna menghilangkan penyakit politik uang yang sudah akut ini. Kita seolah dibuat lelah hanya pada pembahasan tanpa ada pembenahan yang nyata. ke halaman 2

Salah siapa? Yang jelas ini menjadi masalah dan tanggung jawab kita semua. Harus ada pembenahan yang nyata dalam berbagai aspek. Dunia pendidikan punya peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai agama dan moralitas. Di sektor ekonomi, aspek kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat juga perlu ditingkatkan demi menjaga kesehatan secara finansial sehingga mampu menurunkan resiko politik uang dalam masyarakat.

Baca Juga :   KIPP Pasuruan Serukan Perlindungan Hak Politik Manula

Di samping itu, tugas untuk menyelamatkan bangsa juga berada pada mereka yang berasal dari partai politik. Tengoklah DPR, mulai dari ketua, wakil, hingga anggotanya berasal dari partai politik, Presiden dan Wakilnya ditentukan dari partai politik. Bahkan, KPK sebagai lembaga independen pemberantas korupsi, komisioner dan ketuanya pun juga ditentukan oleh mereka yang ada di partai politik. Bisa dikatakan, bahwa ketata-negaraan kita dikuasai oleh partai politik.

Semua elemen bangsa harus berjalan secara sinergi dan mengesampingkan egoisme. Dengan demikian, bukan hanya Politik Uang saja yang bisa diatasi, melainkan juga problematika lainnya, bisa dihindari. (*)

________

Penulis saat ini sebagai Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Panggungrejo, Kota Pasuruan