Relawan Bolo Wadon, Tak Hanya Berbagi Tapi Juga Jadi Inspirasi

1355
Bolo Wadon hadir dengan harapan mampu memberikan sumbangsihnya terhadap para janda yang sangat membutuhkan uluran tangan.

Oleh Mayasari Amzah

MENJADI seorang perempuan memang sebuah kodrat luar biasa. Seorang perempuan dituntut harus multitasking dan bisa melakukan kegiatan apapun dalam satu waktu.

Menjadi seorang perempuan di era milenial ini menjadi sebuah tanggung jawab besar, karena mereka adalah pioner untuk generasi dan lingkungannya.

Terkait hal itulah, Bolo Wadon Pasuruan siap untuk menjadi pioner membantu sesamanya menjadi lebih baik.

Tentang Bolo Wadon

Bolo Wadon diambil dari bahasa jawa yang artinya sahabat atau teman perempuan/wanita yang peduli dengan sesamanya. Keberadaan Bolo Wadon sendiri tidak luput dari tingginya
persentase jumlah janda yang berada di Pasuruan.

Besarnya angka perceraian dari 2017 sebanyak 1.753 perkara dan 2018 mencapai 1.459, tentu berimbas pada kehidupan perempuan dan anak-anaknya. Para perempuan inipun dituntut menjadi super women dalam sekejap yang mau tidak mau, suka tidak suka harus menjadi tulang punggung keluarga.

Baca Juga :   Koran Online 5 Des : Bupati Lumajang Larang Indomart Alfamart Buka Lagi, hingga Ratusan Janda Dirangkul Supaya Mandiri

Terkait latar belakang inilah, Bolo Wadon hadir dengan harapan mampu memberikan sumbangsihnya terhadap para janda yang sangat membutuhkan uluran tangan kita.

Sambang Janda Mukaiyah

Ibu Mukaiyah merupakan salah satu janda yang menjadi target Bolo Wadon kali ini. Ibu lima orang anak itu tinggal di Dusun Kalitengah, Desa Oro-oro Puleh, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan.

Mengunjungi kediaman Bu Mukaiyah, kami harus menemui Medan curam, hutan-hutan dan juga sawah-sawah yang tandus. Akses jalan yang jauh membuat saya berfikir bagaimana beliau melalui kesehariannya?

Namun, hal ini terjawab saat kami tiba di sana. Tak banyak warga di lingkungan sekitaran rumah beliau. Kurang lebih ada 7 kepala keluarga dan satu musala.

Baca Juga :   Sehari di Oro-Oro Pule, Bolo Wadon Selami Kehidupan Janda Tulang Punggung Keluarga

Berkenalan dengan beliau juga keluarganya merupakan salah satu pengalaman yang luar biasa. Beliau tinggal dengan ayahnya juga empat putra putrinya di kediamannya yang sangat sederhana dan jauh dari kata layak. Bu Mukaiyah harus rela tinggal satu atap dengan sapi dan kambing yang dipelihara.

Ya, setelah suaminya meninggal 8 tahun lalu, beliau harus membesarkan lima putra putrinya sendirian. Perempuan paruh baya ini menjadi tulang punggung keluarganya.

Kini, Bu Mukaiyah sudah melepas seorang anaknya. Karena anak nomor dua itu, memang harus menjalani rumah tangga bersama suaminya. Tapi Bu Mukaiyah harus tetap berpeluh untuk dapat mencukupi kebutuhan empat anak dan ayahandanya.

Keseharian Bu Mukaiyah jika ada jadwal bekerja pagi ke sawah, ikut ke sawah, dengan bayaran atau upah Rp20 ribu sampai Rp30 ribu perminggunya. Hal ini jelas sangatlah tidak cukup untuk biaya makan dan kehidupan sehari-hari. Akhirnya, beliau mengaku harus berhutang sana sini sekadar mencukupi kebutuhan makan sehari-harinya, maupun sedikit tambahan kebutuhan lainnya.

Baca Juga :   Aksi Karta Kali Buntu, Janda Lansia Diajak Piknik ke Alun - Alun

Menjadi salah satu relawan Bolo Wadon, membuat saya lebih banyak bersyukur. Bersyukur atas banyak nikmat yang telah diberikan Allah SWT pada kami, karena kami bisa bermanfaat bagi sesama.

Selama satu hari, kamipun melaksanakan tugas kami masing masing, ada yang membantu memasukkan kambing saat jam 12.00 WIB siang, ada yang membantu mencari rumput, ada yang mencari kayu, mengajari anak-anak Bu Mukaiya belajar, hingga membantunya memasak persiapan buka bersama.

Semuanya kami lakukan untuk ikut serta merasakan bagaimana Bu Mukaiya hidup dengan segala yang beliau punya.

Prihatin pasti. Dan pastinya ingin ikut membantu beliaunya untuk bisa menjadi perempuan yang produktif, karena menjadi ujung tombak keluarganya.