Suhu Probolinggo Lebih Dingin, Langkah Kedaruratan Dinilai Belum Perlu Dilakukan

17488

Probolinggo (wartabromo.com) – Dalam beberapa hari terakhir, suhu di Kabupaten Probolinggo terasa lebih dingin dibanding biasanya. Warga pun diimbau untuk mewaspadai perubahan cuaca ini.

Suhu udara di wilayah Kabupaten Probolinggo mulai dingin. Pada malam hingga dini hari berkisar antara 6-8°C, pagi hari antara pukul 06.00 WIB hingga 10.00 di kisaran 10°C – 19°C. Sementara pada siang hari ada di antara 21°C hingga 30°C.

Seperti dirasakan oleh warga Kecamatan Tiris yang berada di ketinggian 500 mdpl hingga 1.200 mdpl. “Kalau di tempat saya sudah terjadi sejak pertengahan puasa lalu. Biasa, ketika kemarau suhu akan dingin, namun tahun ini dinginnya luar biasa. Hingga pada angka 8°C di tengah malam,” kata Agus Subiyanto, warga Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Rabu (19/6/2019).

Baca Juga :   Hujan Deras Guyur Probolinggo; 2 Jembatan Putus hingga Warung Dilaporkan Ambruk

Tak hanya di daerah dataran tinggi, warga di dataran rendah juga merasakan yang sama. Seperti dituturkan Misbahul Huda, warga Desa/Kecamatan Dringu yang berada pada 0-50 mdpl. “Tak hanya di malam hari, pagi hari pun saya menggigil. Kalau siang-siang seperti sekarang, suhunya dingin dengan angin bertiup kencang,” ungkapnya.

Perubahan suhu itu diakui Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi. Hal tersebut dikarenakan terjadinya Monsoon Dingin Australia. Berlangsung dari bulan Juni hingga puncak musim kemarau atau September nanti. Selama Benua Australia berada dalam periode musim dingin, tekanan udara di wilayah Australia cukup tinggi. Sehingga terbentuk antisiklon di daerah tersebut, serta massa udara yang bersifat dingin dan kering.

Baca Juga :   Di Beji, Banjir Rendam Masjid hingga Sekolah

Sementara itu, di wilayah Asia mengalami musim panas dan terdapat daerah tekanan rendah sehingga terbentuk siklon. “Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia dan rendah di Asia ini, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia,” jelasnya.

Meski begitu, kondisi dingin ini menurut Anggit tidak terlalu berpengaruh negatif di Kabupaten Probolinggo. Sehingga tidak perlu ada antisipasi kedaruratan bencana secara berlebihan. “Kami malah mewaspadai potensi atau kerawanan kekeringan di beberapa titik. Untuk suhu dingin, kami imbau warga untuk memakai pakaian yang lebih tebal jika suhu sangat dingin,” tandas Anggit. (cho/saw)