Twitter jadi Ajang “Pasar Mesum”

8959
“Meski menduduki peringkat ketiga sosial media paling digemari di Indonesia, namun nyatanya penyebaran konten pornografi di Twitter tak tertandingi,”  

Laporan : Maya Rahma

KONTEN berbau pornografi semakin marak di Internet khususnya sosial media. Pelakunya pun satu persatu tertangkap. Bukan hanya karena menyebarkan konten negatif pornografi, namun juga “menjajakan” diri secara online.

Beberapa kasus menyebutkan, jika promo “jasa” porno ini dilakukan pelaku melalui akun sosial media. Dari 5 kasus yang dirangkum wartabromo.com, 3 diantaranya melalui aplikasi Twitter, sementara 2 lainnya Facebook dan Blackberry Messanger.

Padahal, menurut riset dari perusahaan media We Are Social yang bekerja sama dengan Hootsuite, Facebook menjadi sosial media yang paling banyak diakses di Indonesia. Lalu dilanjutkan dengan Instagram, dan Twitter.

Namun untuk jumlah penyebaran pornografi masih dikalahkan oleh Twitter yang memiliki 6,43 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia. Dengan perbandingan 65 persen pengguna pria, sementara pengguna wanita hanya 35 persen

Baca Juga :   Koran Online 13 Mei : Pasangan Mesum di Lumajang Terciduk Bermesraan di Hotel hingga Tiket Masuk Bromo dan Semeru Naik

Wartabromo.com mengumpulkan beberapa data terkait penyebaran pornografi melalui sosial media ini dengan mencocokkan antara temuan dan aduan di database Kominfo.

Selama tahun 2018, Subdirektorat Pengendalian Konten Internet Direktorat Pengendalian Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo menunjukkan pelaporan konten negatif di Twitter sebanyak 531.304.

Jumlah ini kian meningkat. Jika dirunut kembali, pada tahun 2017 aduan konten negatif mencapai 521.407 laporan. Jauh lebih tinggi dibanding tahun 2016 yang hanya 3.211 saja.

Sementara untuk medsos Facebook dan Instagram dilaporkan sebanyak 11.740 kali. Adapun Youtube dan google dilaporkan sebanyak 3.287 kali. Sementara situs file sharing dilaporkan sebanyak 532 kali.

Konten negatif tersebut berbeda-beda, namun paling banyak yakni Pornografi, meski jumlah pastinya tidak disebutkan.

Baca Juga :   BI Rilis Uang Rupiah Khusus Kemerdekaan RI hingga Untung Suropati, Mantan Budak yang Terlibat Asmara dengan Putri Majikan | Koran Online 18 Ags

Sejak beroperasi pada awal 2018 hingga akhir tahun, tim aduan konten Kominfo telah menyelesaikan beberapa kasus negatif yang didominasi oleh sosial media dengan logo burung biru ini. Setidaknya ada 984.441 konten yang telah dilakukan ‘pembersihan’.

“Berdasarkan kategori konten tiga terbanyak, konten yang paling banyak ditangani adalah pornografi, perjudian, dan penipuan. Konten pornografi sebanyak 898.108, sementara perjudian sebanyak 78.698 dan konten yang penipuan 5.889,” tulis Kominfo melalui website resminya.

Meski begitu sampai saat ini banyak akun  berbau pornografi yang bergentayangan di Twitter. Sebut saja akun @penggila_jilxxx, @jixxxxvxxvideo dan @vsxxxx. Akun penggila seks ini memiliki lebih dari 137 ribu pengikut dengan 543 Tweet. Lalu akun berikutnya yakni @jixxxxvxxvideo yang memiliki hampir 10 ribu pengikut. Yang terakhir @vxxxx yang memiliki lebih dari 210 ribu pengikut di Twitter.

Baca Juga :   Dispendukcapil Kab Pasuruan Tutup Seminggu hingga Sampah Medis Ditemukan di Sungai Kedungrejo | Koran Online 25 Ags

Mereka masih bebas beroperasi. Dengan berbagai pelayanan seperti video porno hingga acapkali menawarkan jasa hohohihe. Mirisnya, para penyedia layanan ini memberikan foto yang tidak biasa, seperti namanya. Mereka menawarkan fantasi perempuan berhijab, namun dengan posisi tidak menggunakan baju.

Menurut pengamatan wartabromo, Twitter pun sepertinya diam saja. Berbeda jika di Instagram atau Facebook, biasanya diberikan peringatan ‘konten sensitif’, di Twitter tidak ada sama sekali peringatan tersebut. Lebih dari 19,5 juta pengguna Twitter aktif atau pasif di Indonesia, bisa menikmati akun ini. Apalagi keberadaan akun tersebut tidak diprivat.

Sementara itu untuk menyiasati peredaran gambar porno di sosial media Twitter, Pemerintah melalui Kominfo pernah melakukan pemanggilan kepada pihak penyedia jasa. Namun, belum ada kejelasan lebih lanjut terkait hal ini. (*)