Rawan Tsunami, Warga Pesisir Lumajang Dikenalkan Cara Selamatkan Diri

2279

Lumajang (Wartabromo.com) – Lumajang, satu dari sekian daerah yang menjadi fokus perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ini lantaran belasan Desa di pesisir selatan Lumajang rawan tsunami.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Teguh Widjayono mengatakan, setidaknya ada 12 desa rawan tsunami di Pesisir Selatan Lumajang. Desa-desa itu yakni Wotgalih, Tunjungrejo, Darungan, Yosowilangun Kidul, Kraton, Jatimulyo, Pandanwangi, Pandanarum, Bago, Bades, Selok Awar-awar, dan Gondoruso.

Nah kali ini, Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami akan melakukan penyisiran dan memberi edukasi pada warga di 12 desa rawan tsunami tersebut.

“Edukasi ini memang sangat perlu diberikan kepada penduduk. Jadi, nanti Fasilitator dari Tim Ekspedisi Destana Tsunami ini akan memberikan pola-pola kesiapsiagaan, sehingga masyarakat tidak perlu takut dan khawatir. Yang penting kalau ada kejadian mereka harus tahu bagaimana cara mereka untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya dinukil dari Lumajangkab.

Baca Juga :   Koran Online 21 Mei : Agen Travel Bus di Lumajang Dilarang Layani Massa People Power, hingga Ketentuan Pengusaha Pasuruan Saat Beri THR

Baca Juga : Lumajang Masuk Daftar Bahaya Tsunami, Catat Desa-desanya

Senada dengan Teguh, Ketua Koordinator Tim Regional Jatim Ekspedisi Destana Tsunami, Suryotomo mengungkapkan, warga yang tinggal di wilayah rawan harus waspada menghadapi tsunami.

“Kami ingin agar masyarakat bisa mendapatkan edukasi tentang kebencanaan, sehingga bisa tanggap dan menyelamatkan diri saat bencana tsunami terjadi, khususnya di daerah rawan bencana,” ujarnya.

Dari berbagai sumber, setidaknya terdapat beberapa hal yang sepatutnya dipahami warga desa rawan tsunami, sehingga lebih tanggap bila saja terdapat bencana alam ini.  Satu di antaranya adalah “Tanggap Gempa”, yakni meningkatkan kesadaran gempa kuat atau berlangsung lama bisa saja diikuti oleh tsunami. Jika mendapati ini, masyarakat disarankan untuk menjauhi pantai dan tepi sungai.

Baca Juga :   Diajak Duel Korban, Pencuri Kambing asal Lumajang Ini Lari Terbirit-birit

Ada lagi ”Tanggap Peringatan”, dimaksudkan dapat mengakses sumber informasi dan peringatan tsunami dari BMKG. Bisa juga menyimak pengumuman-pengumuman, bahkan bunyi sirine untuk menyelamatkan diri. Selain kedua hal itu ada juga pemahaman ”Tanggap Evakuasi”, mengingatkan masyarakat di daerah pesisir segera meninggalkan tempat, bilamana terjadi gempabumi kuat atau berlangsung lama.

Ekspedisi Destana 2019 Regional Jawa ini digelar selama 34 hari mulai 12 Juli hingga 17 Agustus. Bukan hanya Lumajang, sebanyak 584 desa dan kelurahan rawan bencana tsunami juga mendapatkan pelatihan serupa.

Seperti diketahui, beberapa waktu sebelumnya BNPB mencatat ada 15 Desa tersebar di 6 Kecamatan wilayah Kabupaten Lumajang, bagian daftar rawan tsunami. Secara umum desa-desa ini termasuk dalam bahaya tsunami kelas/kategori tinggi. (may/ono)