21 Tahun Lumpuh, Remaja Piatu Asal Segoropuro Hidup dalam Keterbatasan

3579

Rejoso (wartabromo.com) – Hingga 21 tahun lamanya, remaja asal Dusun Bedodo RT 01 RW 05, Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan mengalami kelumpuhan. Mirisnya lagi, ia hanya hidup ditemani oleh sang ayah di tengah serba keterbatasannya.

Dialah Masfud, anak pertama dari dua bersaudara ini sejak bayi telah didiagnosis polio yang menyebabkan tubuhnya mengalami kelumpuhan permanen. Ia juga bukan berasal dari keluarga berada. Di tengah kemiskinan yang menghimpit keluarganya, Masfud tetap mendapat curahan kasih dari sang ayah tercinta.

Diceritakan Marki, sang ayah, sewaktu masih umur beberapa bulan, Masfud mengalami panas tinggi hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Saat itu, barulah ia tahu jika anaknya itu terinfeksi virus polio.

Baca Juga :   Lumpuh dan Tak Bisa Berjalan Sejak Lahir, Pria Ini Bertemu Jodohnya dan Menikah

Sekilas Masfud memang tampak seperti remaja pada umumnya. Hanya saja ia tak mampu bicara dan sulit menggerakkan kaki hingga tangannya.
Sehari-hari Masfud hanya menghabiskan waktunya dengan rebahan di atas kasur di rumahnya. Untuk makan, ia harus disuapi ayahnya. Bahkan untuk keperluan ke kamar mandi, Masfud harus dibopong oleh sang ayah dengan tubuhnya yang kian renta.

Di kala sakit punggung menyerang Marki, si anak terpaksa harus (maaf) diseret. Buah hati kesayangan Marki itu diseret dengan bantuan kain sarung yang dililitkannya ke tubuh renta remaja lumpuh ini.

“Kadang saya harus menyeretnya ke kamar mandi karena punggung saya sudah tidak kuat,” ungkap Marki kepada Wartabromo.com, Jumat (10/8/2019).

Baca Juga :   Baru Sebulan Bertemu, Ini Alasan Ina Ningsih Rela Dipersunting Pria Lumpuh sejak Lahir

Di balik ketegaran Marki merawat buah hatinya seorang diri, terkadang ia selalu dibayang-bayangi rasa khawatir saat harus meninggalkan Masfud di rumah. Sempat terbersit keinginan sederhana Marki, yakni membelikan kursi roda untuk anaknya. Namun apa daya, kondisi ekonomi yang sulit membuat angan-angan itu belum tercapai hingga kini.

“Saya semakin tua, semakin tidak kuat. Inginnya punya kursi roda biar anak saya gampang kalau ke mana-mana,” pungkasnya.

Marki pun berjanji akan tetap bertahan merawat sang buah hati hingga akhir hayatnya. Meski ia harus berjuang seorang diri dan hanya bekerja serabutan saja. (ptr/ono)