Peserta Gerak Jalan Meninggal, Begini Tanggapan Dispora

1650

Pasuruan (WartaBromo.com) – Peserta gerak jalan HUT ke-74 RI di Kota Pasuruan meninggal dunia. Korban diyakini menderita sakit hingga pihak keluarga dipastikan telah menyadari dan menerimanya.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Pasuruan, Hardi Utoyo mengatakan, bila peristiwa yang dialami Agung Sukran (48), menjadi perhatiannya.

Menurutnya, apa yang terjadi pada warga Jl. Patiunus Gg X No.10 Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan itu merupakan peristiwa yang tidak bisa diduga.

“Ini musibah. Bahwa yang bersangkutan itu memiliki riwayat sakit,” ujar Hardi, saat berada di depan rumah duka.

Dari penuturan pihak keluarga korban, Hardi menjelaskan, Sukran sebelumnya sempat diminta oleh anak dan istrinya agar mengurungkan niat ikut dalam gerak jalan siang tadi.

Baca Juga :   Ini Kata Warga Soal Pemuda Pasuruan Bergaya Papua saat Gerak Jalan

“Tapi yang bersangkutan bersikukuh, malah melontarkan kalimat: ini kesempatan terakhir,” tutur Hardi menirukan jawaban korban, seperti yang disampaikan pihak keluarga kepadanya.

Pihak keluarga mencegah Sukran, lantaran pada Selasa malam, didapati sempat mengeluh sakit. Diterangkan, pria berperawakan cukup tinggi ini memang memiliki riwayat hipertensi, asam urat, bahkan kolesterol.

Sikap dan semangat Sukran tak bisa dihadang. Bersama teman-teman alumni SMAK Kota Pasuruan, iapun mantapkan diri ikut lomba gerak jalan antar instansi/umum oleh Pemkot Pasuruan

Kebetulan, lomba gerak jalan kali ini merupakan event terakhir dari serangkaian kegiatan perayaan kemerdekaan RI tahun 2019 di Kota Pasuruan.

Namun, baru sekitar 2 kilometer dari garis start, Agung Sukran yang juga Ketua Komunitas Pecinta Tembang Nostalgia (Tenos) ini tiba-tiba terhuyung ke depan dan terjatuh. Sontak, anggota pleton kaget, berusaha untuk menolongnya.

Baca Juga :   Peserta Gerak Jalan di Kota Pasuruan Meninggal Dunia

Baca juga : Peserta Gerak Jalan di Kota Pasuruan Meninggal Dunia

“Kebetulan ada mobil ambulans, yang langsung membawanya ke rumah sakit,” imbuh Hardi.

Sempat mendapatkan perawatan di IGD, Sukran oleh tim medis dipastikan tak tertolong. Pihak keluarga pun menerima peristiwa ini sebagai sebuah musibah, bahkan menolak korban untuk diotopsi.

Di sisi lain, Hardi menyatakan, bahwa penyelenggaraan lomba gerak jalan, mulai dari jarak hingga kepesertaan, telah dilakukan sesuai dengan ketentuan.

Meski demikian, peristiwa ini tetap menjadi bagian utama untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi pada pelaksanaan event yang dilakukan oleh Pemkot Pasuruan, terutama pada perayaan kemerdekaan RI tahun mendatang. (ono/ono)