Tekan Biaya Produksi Budidaya Ikan dengan Pakan Mandiri

2811

Probolinggo (wartabromo.com) – Ketersediaan pakan yang terjangkau menjadi isu utama di kalangan pembudidaya ikan. Sebab komponen ini sangat menentukan bagi keberhasilan kegiatan usaha budidaya.

Dari data yang dimiliki Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada 2019 ini konsumsi ikan ditarget 54,49 kg per kapita per tahun.

Dengan begitu, harus ada ketersediaan ikan setidaknya sebanyak 13,6 juta ton ikan. Sebanyak 60 persen dari jumlah tersebut diprediksi bergantung pada hasil budidaya.

Di satu sisi, ikan hasil budidaya bergantung pada kualitas pakan. Kuantitas dan kualitas pakan menyumbang 60-70 persen biaya produksi.

Suplai pakan yang terjangkau sesuai kebutuhan, baik kualitas maupun kuantitas, menjadi tuntutan dan sangat diperlukan. Karena itu, KKP mendorong pembudidaya untuk mengusahakan pakan mandiri.

Baca Juga :   Serok Fulus dari Budidaya Ikan Discus

“Penekanan biaya produksi dari penggunaan pakan ikan mandiri minimal 30 persen, dengan kualitas hasil panen tetap maksimal,” kata Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Kamis (29/8/2019).

KKP, kata Slamet membutuhkan dukungan dari Asosiasi Pakan Mandiri, untuk pendampingan teknis dan formulasi pakan ikan kepada kelompok Gerakan Pakan Mandiri (Gerpari) pemula.

Hal itu, ditujukan untuk pengembangan bahan baku lokal pakan ikan, pengembangan, dan inovasi mesin pakan aplikatif. Selain itu juga ada pendataan produksi pakan mandiri secara reguler dan menjaga konsistensi mutu pakan.

“Dengan penggunaan pakan mandiri tersebut, diharapkan dapat menjangkau lebih luas kebutuhan pakan pembudidaya ikan. Tanpa selalu mengandalkan pakan pabrikan,” ungkapnya di sela-sela temu lapang bersama sejumlah

Baca Juga :   Satpam di Sekargadung Sulap Sungai Kumuh Jadi Tempat Budidaya Ikan

Tahun ini, DJPB menargetkan bantuan pakan mandiri sebanyak 1.250 ton. Hingga bulan Mei 2019 produksi pakan mandiri telah mencapai 28.746.356 kg (2874,636 ton).

Sementara di Kabupaten Probolinggo, produksi pangan mandiri sejak tahun 2015 hingga 2019 terus mengalami peningkatan, sekitar 33 ribu ton di 2015, menjadi 147 ribu ton hingga juli 2019.

Ketua kelompok pembudidaya ikan Berkah Sioangan, Wahyudiono menyebutkan pakan mandiri tak lagi menjadi pakan alternatif. Sebab telah dapat bersaing dengan pakan pabrikan.

Apalagi pembuatan pakan mandiri yang berbahan baku lokal, menjadi pilihan pembudidaya ikan jenis lele. Karena dapat menekan biaya hingga 40 persen pada setiap siklus panen.

“Dengan biaya produksi yang rendah namun kualitas hasil panen tetap terjaga. Pembudidaya ikan mendapat keuntungan lebih yang dapat dipakai untuk biaya produksi lainnya,” kata pria yang juga produsen pakan ikan mandiri asal Desa Banjarsari ini. (saw/saw)