Evakuasi Hiu Tutul Libatkan Pasukan Katak

4309

Probolinggo (wartabromo.com) – Penyelamatan hiu tutul/paus (whaleshark) yang terjebak kanal PLTU Paiton, Kabupaten Probolinggo akan melibatkan tim Kopaska. Sebab peralatan di komplek PLTU Paiton tidak memadai.

Ketua tim evakuasi, Letkol. (Inf) Imam Wibowo mengatakan berdasarkan rapat koordinasi yang dilakukan pada Senin kemarin, salah satu opsi adalah dengan melibatkan pihak TNI AL.

Evakuasi direncanakan dimulai pada sekitar pukul 09.00 WIB. Namun tergantung pada kedatangan dari Armatim atau Lanal Banyuwangi.

“Jadi untuk sementara kita menunggu alutsista dari Kopaska. Memang direncanakan pada jam sembilan, tapi masih menunggu alatnya. Nanti pas aksi, teman-teman media bisa masuk (lokasi hiu, red). Nanti setelah itu, kita rilis,” kata Letkol. (Inf) Imam Wibowo kepada wartabromo.com, Selasa (17/9/2019).

Baca Juga :   Cihuy! Kawanan Hiu Paus Kembali ‘Sapa’ Nelayan Pasuruan

Pelibatan Kopaska dalam proses evakuasi hiu paus dikarenakan keterbatasan alat. Dimana dibutuhkan Sea Reader dengan minimal berkekuatan 80pk.
Minimum kekuatan tarik itu, berdasarkan pada arus kanal PLTU Paiton yang berarus sekitar 100 km. Untuk kebutuhan itu, hanya milik Kopaska yang mumpuni karena berkekuatan 200pk.

“Memang melibatkan Kopaska karena tim intinya dari TNI. Nanti dari Direktur Keanekaragaman Hayati KLH yang akan mengarahkan. Termasuk yang bisa memberikan keterangan pers,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Dandim 0820 Probolinggo ini.

Di area objek vital nasional ini terdapat 8 intake dalam kanal. Mempunyai lebar sekitar 7 meter dengan kedalaman lebih dari 5 meter. Memiliki risiko yang besar dengan kecepatan arus 12,6 km/jam per 1 intake.
Kapasitas sedot air juga sangat besar dan berada di lokasi aliran listrik ekstra tinggi. Merupakan aliran buang arus pendingin turbin dengan rancangan satu arah.

Baca Juga :   Hiu Paus Masuk Intake PLTU Paiton

Dari catatan wartabromo.com pada 31 Januari 2015, ada yang terperangkap. Kemudian pada 10 Februari, hiu paus dengan panjang sekitar 6 meter dan memiliki berat 6 ton, ditemukan mati dengan luka-luka.
Kematian itu diduga akibat gesekan dengan screen intake, karena tubuhnya tertambat di bagian hilir intake kanal.

Kemudian pada Kamis (29/8/2019), juga ada Hiu Tutul yang masuk ke kanal PLTU. Waktu itu, hiu ini dilaporkan bisa kembali ke lautan lepas. Setelah petugas menyemprotkan air dari mobil pemadam kebakaran.

Waktu itu berhasil, karena masih di ujung kanal. Lantas pada Kamis (12/9/2019) dan masih berlangsung hingga kini. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pihak PLTU. (saw/saw)