Cerita Pelajar Asal Gempol, Dendam Berujung Bunuh Tetangga

2363
“Mulai SD, sudah saya redam sebenarnya. Tapi waktu ketemu lagi sama dia (korban) rasa sakit itu muncul kembali,” 

Laporan: Khusnul Khotimah, Maya Rahma

SENIN, 16 November 2019 menjadi hari terakhir Yasin Fadhila (49) menghirup segarnya udara bumi. Niatnya pulang ke rumah pada hari itu, nyatanya berakhir Ia dipanggil sang khalik.

Tepat pukul 10.30 WIB, Yasin ditusuk oleh orang tak dikenal, tepat di jalan kampungnya, Desa/Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Namun, siapa sangka ternyata pelaku penusukan Yasin ini merupakan seorang pelajar berinisial MR (18).

Dari sinilah cerita itu dimulai

MR yang kala itu masih berusia 12 tahun, mencuri dengar perbincangan hangat sejumlah warga bersama tokoh masyarakat di rumahnya.

“Ya waktu kelas 6 SD itu,” tuturnya kepada wartabromo.com.

Dengan mata terlihat sayu, Ia mengatakan, bahwa aksi nekatnya ini lantaran sang ibu tercinta menjadi korban perbuatan asusila korban.

Baca Juga :   Busa di Kali Welang karena Limbah Industri?

Hal ini kata MR membuat sang ibu mengalami stress dan depresi. Hingga saat MR naik ke kelas 3 SMP, sang Ibu tutup usia dan meninggalkan ke 4 anaknya.

Ternyata, apa yang Ia dengar tersebut membekas hingga MR duduk di bangku SMA.

“Mulai SD, sudah saya redam sebenarnya. Tapi waktu ketemu lagi sama dia (korban) rasa sakit itu muncul kembali,” lanjutnya.

Dendam yang terpupuk sejak lama ini memuncak. Apalagi saat itu MR melihat ada celah untuk menghabisi nyawa Yasin, yang masih tetangganya itu. Ya, jarak rumah mereka tak begitu jauh, sekitar 25-30 meter saja.

Entah, adrenalin apa yang membuat MR begitu berani melakukan penusukan terhadap korban. Namun yang jelas, hal ini sudah dipersiapkan MR sejak sebulan sebelum kejadian.

“Sudah 1 bulan ini nyimpan pisau,” ujar MR.

Saat itu MR tengah mengembalikan sepeda yang Ia pinjam di rumah tetangganya yang bernama Sholeh. Ndilalah, Yasin saat itu juga berada di rumah Sholeh. Terlihat oleh MR.

Baca Juga :   Kru Kapal Selam Hilang, Lettu Imam Adi Sempat Minta Doa ke Orang Tua

Pelaku langsung saja kembali ke rumah. Namun, bukan untuk meredam amarah yang selama ini terpenjarakan di lubuk hati. Ia malah mengganti pakaian, untuk bersiap melakukan aksi nekat tersebut.

MR memakai masker untuk menutup wajahnya. Ia juga bertopi dan berjaket jeans untuk menyamarkan identitasnya. Kemudian pelajar SMA ini mengambil pisau yang sudah disimpan sejak sebulan yang lalu di kamarnya.

Dengan mengendarai sebuah motor matic, MR pun mengintai korban.

“Selama 15 menit saya memantau dia (korban),” akunya.

Pemuda tersebut kemudian mengikuti Yasin. Begitu ada kesempatan, MR langsung menusuk tubuh bagian kiri korban.

Yasin seketika itu terjatuh dengan luka tusukan dan bersimbah darah. Pria 49 tahun itu juga berusaha untuk berdiri dan berjalan secara tertatih meminta bantuan tetangga.

Seorang perempuan melihat Yasin berjalan dengan luka, waktu itu, langsung menolong dan mengantarnya ke rumah. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit Pusdik Polri Porong diantar oleh Feri, anak korban.

Baca Juga :   Senggolan Dengan Truk, ASN Pemkab Pasuruan Tewas

Nahas, peristiwa yang menimpa Yasin waktu itu merenggut nyawanya. Korban tak tertolong akibat luka dan kehabisan darah.

Sementara MR melarikan diri dan bersembunyi di sebuah rumah kosong. Sehingga, baik warga maupun polisi tak menemukan keberadaanya.

Dirasa aman, MR sempat mencoba menghubungi adiknya untuk minta diantarkan ke Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Pelaku bahkan sempat meminta uang kepada sang adik untuk melancarkan pelariannya.

“Saya bilang, pean ada uang a?, dia bilang ada. Terus saya dikasih,” ungkapnya.

Dari Ngoro, pelaku naik sebuah bus kuning menuju terminal Mojokerto. “Habis dari situ naik bus lagi arah Kediri,” jelasnya.

Pelarian MR akhirnya terendus oleh polisi. Hanya 12 jam pasca kabur, MR diamankan ke Mapolres Pasuruan.