Gerhana Matahari Cincin Bakal Sapa Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang

21040

 Pasuruan (WartaBromo.com) – Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan terjadi di Indonesia. Fenomena ini akan terjadi pada 26 Desember mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh Dian Yudha Risdianto, Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN Pasuruan. Di Pasuruan, gerhana matahari akan mulai nampak pada pukul 11.00 WIB.

“Wilayah pasuruan mengalami gerhana matahari sebagian dengan persentase 64,9%,” jelasnya, Jumat (20/12/2019) pada WartaBromo.

Dian menjelaskan, gerhana maksimum atau puncaknya akan terjadi pukul 12.55.33 WIB. Lalu akhir gerhana di Pasuruan pada pukul 14.33.42 WIB.

Saat terjadinya gerhana, LAPAN Pasuruan menyediakan peralatan untuk mengamatinya. Kegiatan ini terbuka untuk umum.

Warga diperbolehkan datang untuk ikut melakukan pengamatan yang berlokasi di Kantor LAPAN, Jalan Raya Gempol-Mojokerto KM 03, Kecamatan Gempol.

Baca Juga :   Geger Hamparan Busa “Hiasi” Kali Demper Pandaan

“Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN Pasuruan menyiapkan 5 Teleskop. Dan beberapa kacamata gerhana untuk kegiatannya,” lanjutnya.

Baca juga : Mau Mengamati Gerhana Matahari Cincin? Begini Caranya…;

Nah, selama berlangsungnya Gerhana ini, warga tidak boleh mengamati secara langsung dengan mata telanjang. Pengamatan harus menggunakan kacamata khusus gerhana, atau teleskop dengan filter matahari.

Selain di Pasuruan, fenomena GMC juga bisa diamati di wilayah Probolinggo dan Lumajang.

Berdasarkan data BMKG, GMC di Probolinggo bakal dimulai pukul 11.05.38,3 WIB. Puncak gerhananya yakni pukul 12.56.26,8 WIB. Lalu bakal berakhir pada 14.35.04,8 WIB.

Sementara di Lumajang, Gerhana bisa diamati pada pukul 11.06.10,2 WIB. Lalu puncaknya terjadi pada 12.56.24,2 WIB dan berakhir pada 14.14.33.37,7 WIB.

Baca Juga :   Puluhan Pelajar dan Mahasiswa Ikuti Bimtek Gerakan Literasi Nasional di Pasuruan

Sekadar diketahui, gerhana matahari merupakan peritiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan. Nah GMC terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi tepat segaris saat piringan bulan teramati dari Bumi lebih kecil ketimbang Matahari.

Selain tahun ini, GMC telah terjadi pada tahun 1998 dan 2009. Lalu diprediksi bakal terjadi lagi di Indonesia pada 2031 mendatang. (may/ono)