Bukan Batu, Apel Pertama Kali Ditanam di Nongkojajar-Pasuruan Lho!

5237

Pasuruan (WartaBromo.com)– Batu dikenal sebagai Kota Apel. Tapi, tahukan Anda bukan Batu atau Malang lokasi pertama apel ditanam? Melainkan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan.

Merujuk data Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, buah yang memiliki nama latin Malus Domestica itu pertama kali ditanam di Asia Tengah.

Semula ia merupakan tanaman liar yang banyak dijumpai di hutan pedalaman kawasan setempat. Seperti Tajikistan, Kirgistan, Kazakhstan hingga Xinjiang, Tiongkok.

Dalam perkembangannya, buah dengan tekstur keras yang khas dengan rasa asam manis ini menyebar ke daerah yang lebih dingin. Termasuk ke Indonesia.

“Menurut sejarahnya merupakan keturunan dari Malus sieversii dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar) yang ditemui hidup secara liar di pegunungan Asia Tengah,” tulis Balitbangtan di laman resminya.

Baca Juga :   Wali Kota Pasuruan Disuntik Vaksin Covid-19

Nah, di Indonesia, tanaman ini masuk berkat seorang Belanda dari Australia di tahun 1930-an. Tanaman tersebut kemudian ditanam di daerah Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.

Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan Rakyat (sekarang : Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk Rome Beauty dan Princess Noble.

Memasuki era tahun 1960 apel sudah banyak ditanam di Batu untuk mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit. Sejak saat itu tanaman apel terus berkembang hingga sekarang di dataran tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang) dan Nongkojajar (Pasuruan).

Tahun 1970 an disebut sebagai masa kejayaan tanaman apel. Hingga saat ini, terdapat 73 koleksi plasma nutfah varietas tanaman apel yang dikembangkan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).

Baca Juga :   Tahun 2019, Hanya 10 Nelayan Ajukan Asuransi Mandiri

Terpisah, Ketua Gapoktan Citra Alam, Heri Subhan mengatakan, sampai saat ini, ada sekitar 2000 hektare lahan di wilayah Tutur (dh. Nongkojajar) yang ditanami apel.

“Dan itu memang menjadi andalan pendapatan petani di sini,” kata Heri melalui whatsapp. (tof/asd)