Legit Manis Limbah Medis; 10 Rumah Sakit Dapat Pengawasan Khusus (5)

1786

Biaya pengelolaan yang mahal, membuat sebagian Fasyankes membuangnya di sembarang tempat. Belum lagi fasilitas pengelolah yang minim.

Betapa mahalnya biaya yang diperlukan untuk mengelola limbah medis bisa dilihat dari ongkos yang dikenakan jasa pengolah kepada Fasyankes. RSUD Bangil misalnya, pada 2019 lalu harus mengalokasikan Rp 1,8 miliar hanya untuk membayar jasa pengelolaan limbah medis.

Angka itu sejatinya kelewat besar. Sebab, diketahui, PT PRIA melakukan pengambilan dua kali dalam seminggu. Sekali datang, limbah yang dibawa rata-rata 300 kilogram. Dengan demikian, sebulan, total volume limbah yang dibawa mencapai 2,4 ton.

Jika dikalikan 12 bulan dalam setahun, total keseluruhan adalah 28 ton. Atau 28.000 kilogram. Secara matematis, dengan ongkos jasa Rp 14 ribu setiap kilogramnya, total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 392.000.000. ke halaman 2

Baca Juga :   3 Jenis Burung Merpati dan Mitos yang Ada di Masyarakat
Grafis volume limbah medis.

Soal besarnya anggaran yang dialokasikan, Hayat, Humas RSUD Bangil tak mengelaknya. Namun, ia menjamin bila pada akhirnya pagu yang disediakan itu tidak terserap seluruhnya, akan dikembalikan ke kas rumah sakit.

“Kalau ada sisa atau tidak sampai habis ya nanti tetap dikembalikan ke kas,” kata M. Hayat, Humas RSUD Bangil yang ikut mendampingi. (Bersambung) ke halaman awal

Baca juga:

Legit Manis Limbah Medis (1)

Legit Manis Limbah Medis (2)

Legit Manis Limbah Medis: Manifest Dimanipulasi (3)

Mayoritas Rumah Sakit Tak Mampu Olah Limbah Medis secara Mandiri (4)

Ilustrasi Limbah medis