WHO Ragu Indonesia Bisa Deteksi Virus Corona

1427

Jakarta (WartaBromo.com) – Badan Kesehatan Dunia (WHO) khawatir Indonesia tidak bisa mendeteksi virus corona. Sebab, fasilitas kesehatan di Indonesia dinilai masih kurang memadai.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Navaratnasamy Paranietharan, perwakilan WHO untuk Indonesia. Kekhawatiran ini terucap setelah kurangnya persiapan fasilitas kesehatan khusus untuk menangani corona di Indonesia.

“Kami (WHO) khawatir karena Indonesia belum melaporkan satu kasus virus corona yang terkonfirmasi,” jelas Paranietharan, dinukil dari CNN Indonesia.

Sebab, media Australia sempat mengungkap jika Indonesia masih belum memiliki alat deteksi virus corona nCoV terbaru. Pemerintah disebut masih mengandalkan alat tes pan-coronavirus yang bisa identifikasi semua jenis virus keluarga corona. Di antaranya flu biasa, SARS dan MERS.

Baca Juga :   Pemkab Probolinggo Fokuskan Swab Pada Orang Sakit

Sementara alat tes khusus yang diperlukan untuk deteksi corona, belum diterima Indonesia.

“Indonesia tengah melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus corona. WHO dan Kementerian Kesehatan RI juga terus berkoordinasi. Pemerintah RI juga mulai menyebarkan informasi terkait virus ini kepada publik dalam beberapa hari terakhir,” tambahnya.

Meskipun sampai saat ini, sistem pengawasan dan deteksi juga belum memadai. Termasuk pencegahan virus dan sistem karantina.

Hal yang sama dikatakan oleh Ahli Harvard. Saat ini, ada 910 orang yang dinyatakan meninggal, dan 40.553 warga positif corona di seluruh dunia. Termasuk di Negara sekitar Indonesia seperti Malaysia, Singapura hingga Thailand.

“Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi,” ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, dilansir dari Kompas.

Baca Juga :   Virus Corona Dibacakan Surah Yasin di Lereng Arjuna

Meski begitu, Erlina Burhan, Ketua Umum PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan, virus corona juga dipengaruhi oleh suhu di Indonesia.

“Saya sudah sampaikan, virus ini menjadi tidak aktif kalau ada sinar ultraviolet dari matahari,” katanya, dinukil dari Liputan6.

Sehingga di Indonesia virus ini terbilang susah berkembang biak. Sebab, penularan tidak hanya dari udara saja.

“Virus ini berkembang biak pada suhu yang dingin dengan kelembapan yang rendah. Kalau Indonesia dingin atau enggak? Indonesia enggak ya. Kelembapannya rendah atau tinggi, tinggi ya, 80 persen lah. Ini bukan tempat yang baik untuk virus berkembang biak,” lanjutnya.

Meski begitu, masih ada peluang virus corona bisa hidup di Indonesia. Erlina pun meminta warga tetap menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan dan menggunakan masker. Risiko penyebaran Corona tetap ada jika imun lemah. (may/ono)