Harga Gula Pasir di Probolinggo Nyaris Rp17 Ribu

1906

Kraksaan (wartabromo.com) – Harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo melambung. Pedagang menyebut hal itu dipicu oleh pemberitaan stok gula nasional yang menipis.

Pada Pasar Semampir Kota Kraksaan misalnya, harga gula pasir di tingkat pedagang menyentuh Rp16.000 – Rp16.500 per kilogram (Kg). Kondisi itu, terjadi sejak sepekan terakhir. Padahal sebelumnya hanya di kisaran Rp12.000 per Kg.

“Kami tidak tahu apa penyebab pastinya. Namun, yang jelas berita-berita di tivi, misalnya kemarin ada tulisan bahwa gula dan bawang putih stok menipis. Nah itu kenyataan, besoknya gula naik. Kemarin harga kulak Rp15.100, hari ini Rp15.600. Tapi penyebabnya saya ndak tahu,” kata Yayuk Sri Rahayu, salah satu pedagang Sembako.

Baca Juga :   Korban Proyek Perbaikan Jalan Pantura, hingga Misteri Water Barrier Gerak Sendiri | Koran Online 30 Okt

Naiknya harga, menurut Yayuk juga diikuti langka-nya stok gula pasir. Dirinya kini hanya mempunyai gula pasir 100 Kg atau 1 kuintal per hari. Barang itu tak mencukupi kebutuhan pembeli, baik pedagang kecil maupun pembeli umum. Normalnya, stok di toko Yayuk di atas 2 kuintal sehari.

Yayuk juga membantah kenaikan itu disebabkan oleh merebaknya virus corona. Terlebih jika ada anggapan harga gula naik menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, menurutnya itu tidak benar. “Ndak juga, ndak seperti ini. Harga dari kemarin mentok di Rp11 ribu-Rp12 ribu. Dalam setengah bulan ini, naik Rp4 ribu. Rata-rata sudah tidak punya stok,” ungkapnya.

Terpisah Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi membenarkan adanya kenaikan gula itu. Menurutnya, hal itu disebabkan dari stok gula di pabrik minim. Sehingga berdampak pada harga jual di pasaran.

Baca Juga :   Heboh Warga Bawa Jenazah Pakai Motor Roda 3, Begini Penjelasan Rumah Sakit

“Kenaikan ini sebenarnya terjadi berlaku secara nasional, bukan hanya di Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan informasi yang kami terima, produksi gula ini turun. Produksi turun, tapi untuk Jawa Timur malah dikirim ke luar,” katanya.

Sementara itu, Sucipto pemilik warung di Kota Kraksaan mengeluhkan kenaikam harga gula tersebut. Lantaran kenaikan itu, penghasilan dari jualannya pun menipis. “Mana mungkin harga minuman yang dinaikkan. Pasti sepi nanti. Jadi mau nggak mau pasrah. Penghasilannya yang jadi korban,” ungkap Cipto. (saw/saw)