Soal Karantina Pemudik, Begini Penjelasan Cak Thoriq

2083

Lumajang (WartaBromo.com) – Rencana untuk melakukan karantina kepada pemudik asal Lumajang mendapat berbagai pertentangan. Bupati Lumajang angkat bicara terkait hal ini.

Thoriqul Haq, Bupati Lumajang secara khusus melakukan tanya jawab melalui Facebook pribadinya. Ia kemudian menjelaskan mengenai kebijakan melakukan karantina terhadap warga Lumajang di luar kota yang akan pulang kampung saat lebaran.

“Kalau tidak dikarantina, siapa yang bisa menjamin orang yang datang ke Lumajang dengan jaminan apakah orang ini positif atau negatif,” jelas Cak Thoriq.

CT –sapaan akrab- menjelaskan, jika berdasarkan data, orang-orang pendatang khususnya dari zona merah, memiliki peluang besar untuk membawa virus corona. Hal ini yang kemudian coba diantisipasi oleh Pemkab Lumajang. Selain tetap menganjurkan warga untuk tidak mudik terlebih dahulu.

Baca Juga :   Sepi, Rp3 Miliar Potensi Penerimaan Bromo-Semeru Nguap

“Tidak ada yang menjamin orang-orang kalau diminta isolasi sendiri di rumah, bakal tidak kemana-mana. Apalagi pemudik. Karena kangen keluarga, nanti malah keliling berkunjung ke keluarga-keluarga di desa. Kecuali kalau sadar diri berdiam di rumah, gak kemana-kemana. Tapi masih banyak yang tidak berlaku demikian,” lanjutnya.

Orang nomor 1 di Lumajang ini juga menyebut, karantina yang dimaksud Pemkab untuk physical distancing. Tidak ada lockdown dan sebagainya. Bahkan rencananya, Pemkab juga akan menyediakan bahan kebutuhan pokok untuk warga yang dikarantina supaya bisa memasak sendiri keperluannya.

“Mekanisme akan digodok lagi. Rencananya nanti kita sediakan beras, sayur, bahan makanan biar bisa masak. Di SUT (Sekolah Unggulan Terpadu) fasilitas juga sudah memadai. Ada ruang kelas dengan jumlah banyak yang rencananya nanti disekat. Kamar mandi terpenuhi dan lain-lain,” lanjutnya.

Baca Juga :   Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Panik dan Berhamburan

Selain itu, Pemkab juga berencana menyiapkan alas tidur seperti kasur supaya pemudik nyaman. Khususnya bagi ibu hamil atau anak-anak yang harus dikarantina. Mekanisme ini pun masih digodok kembali dengan berbagai pertimbangan untuk kenyamanan pemudik.

“Kita masih diskusi lagi. Bagi warga, pemudik, ayo bisa diskusi, urun rembuk sama Pemerintah. Tapi tetap, kalau misal di luar Lumajang kehidupannya nyaman, tidak kesulitan ekonomi dan terpaksa mudik, lebih baik jangan mudik dulu,” pungkasnya.

Sebelumnya warga melalui grup khusus Lapor Lumajang mengungkapkan ketidak setujuan atas kebijakan yang diterapkan Pemkab kepada pemudik. Aksi protes ini pun berlanjut hingga ke sosial media Bupati Lumajang. (may/ono)