Ubur-ubur Serbu PLTU Paiton

6843

Paiton (wartabromo.com) – Ubur-ubur menyerbu perairan sekitar PLTU Paiton. Kabupaten Probolinggo. Beruntung kehadiran hewan lunak itu, dapat diantipasi dan tidak mengganggu aktivitas pembangkit listrik.

Ribuan ubur-ubur yang terpantau bergerak secara massif dari arah barat. Binatang laut tak bertulang belakang itu, mulai terlihat di sekitar bawah conveyor (alat proses angkut bantubara) pada Sabtu, 25 April 2020, pukul 03:30 WIB. Kemudian bergerak menuju intake kanal PT. PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1-2.

Agar tak menggangu aktivitas produksi listrik dengan daya terpasang 2×400 MW, pengelola melakukan tindakan preventif. Yakni memasang lapis jaring pengaman di intake kanal. Karena intake kanal merupakan tempat masuk air laut, yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit.

Baca Juga :   Pintu Masuk via Probolinggo Dibuka, Begini Aturan Berkunjung ke Bromo

“Kejadian ini bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid 19 dan ditengah Bulan Ramadan. Sebagai lini terdepan kelistrikan, kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini dengan sepenuh hati,” ujar Iwan Agung Firstantara, selaku Direktur Utama PT PJB melalui rilis yang diterima wartabromo.com pada Rabu, 29 April 2020.

Sementara itu, General Manager UP Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah mengatakan ada 3 lapis jaring yang dipasang. Selain di intake kanal, jaring juga ditempatkan di wilayah pompa. Berguna untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. Jaring ketiga dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.

Baca Juga :   Dana Covid-19 Terserap Rp63,6 Miliar

“Berkaca pada pengalaman tahun 2016 yang lalu, kali ini kami lebih siap, dan Alhamdulillah metode-metode yang terapkan tersebut telah terbukti berhasil,” kata Mustofa Abdullah.

Selain pengamanan internal, UP Paiton juga menggandeng nelayan di sekitar untuk penanganan ubur-ubur itu. Dengan menggunakan 7 (tujuh) perahu nelayan, ubur- ubur dijaring menggunakan jala nelayan. Lalu digiring dan dilepas di tengah laut, dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur–ubur.

“Kami menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan untuk menjaga salah satu biota laut ini tetap terjaga kelestariannya. Selain kontinuitas penyediaan tenaga listrik terjaga, yang paling penting adalah metode tersebut harus ramah lingkungan,” tandas Mustofa Abdullah.

Baca Juga :   Perempuan Ini Ditolak Terima Sembako, Padahal Ikut Antri Panjang hingga Honor Rp5 Miliar Satgas Covid-19 jadi Sorotan | Koran Online 15 Mei

Hingga Selasa, 28 April 2020, ubur- ubur masih banyak terlihat di sekitar kanal intake water. Tim Paiton 1-2 menyiagakan 15 personel yang stand by 24 jam non stop dengan sistem shift, untuk menyaring ubur-ubur. Mereka dibantu nelayan, menghalau ubur-ubur agar tidak mendekati kanal intake water. Di setiap jaring yang terpasang pada mesin pembangkit, juga ada personel yang bersiap siaga.

Serangan ubur-ubur di komplek PLTU Paiton juga pernah terjadi di tahun 2016. Saat itu, ubur-ubur masuk ke intake kanal dan mesin pendingin kondensor unit pembangkit. Sempat menggangu aktivitas produksi listrik. Sehingga pasokan listrik untuk Jawa-Bali terganggu. (saw/saw)