PGRI Kabupaten Pasuruan Peduli Guru saat Covid-19

1946

Pasuruan (Wartabromo.com) –  “Dari Guru untuk Guru”. Begitulah Motto yang diusung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Pasuruan. Organisasi guru yang dipimpin Dr H Iswahyudi MPd ini memahami kebutuhan guru di tengah pandemi Covid-19 ini.

Saat Corona mewabah dan melemahkan sendi kehidupan, PGRI merasa terpanggil. Utamanya untuk para guru yang paling membutuhkan. “Kami sadar, bahwa kami dari organisasi guru. Sehingga, ketika guru juga mengalami kesulitan, kami hadir untuk guru juga,” ujar Dr H Iswahyudi di sela-sela menyalurkan bantuan, Rabu (13/5).

Iswahyudi sendiri tidak hanya bisa memerintah. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan ini juga memberi tauladan dengan memberikan bantuan ke sekretariat PGRI sebanyak 100 bungkus. Masing-masing bungkus berisi 5 Kilogram beras. “Saya pancing pribadi 100 bungkus. Tidak bermaksud apa-apa. Supaya guru atau organisasi lain yang mampu bisa  sama-sama peduli untuk membantu sesama saudara guru lainnya yang kurang mampu,” tegasnya.

Baca Juga :   Jokowi Sebut Warga Bisa Divaksin Mulai Pertengahan Februari
SUDAH DIBAGI: Beras yang dihimpun PGRI Kabupaten Pasuruan sudah tiba dan.diterima para guru di kecamatan- kecamatan.

Dan benar. Selama beberapa hari ini, sekretariat PGRI Kabupaten Pasuruan sudah menerima bantuan/donasi beras dari banyak pihak. Donasi merata dari pengurus PGRI setiap Kecamatan. Bahkan, juga berasal dari Himpaudi, IGTKI dan pengurus MKKS SMA/SMAS, SMK.

Setelah bantuan beras itu dikumpulkan, para pengurus PGRI Kabupaten merekap jumlahnya. Terkumpul sebanyak 778 bungkus beras. Masing-masing berisi 5 kilogram. Jika dihitung detailnya terkumpul sebanyak 3.890 Kg beras. Atau setara dengan 3,8 ton.

TERIMA KASIH PGRI: Program beras dari Guru untuk Guru telah tiba di PC PGRI Kecamatan. Per guru yang mendapatkan beras 5 Kg.

Banyaknya beras ini kemudian disalurkan kepada yang berhak. Merata ke 24 kecamatan. Yang menerima pun rata-rata guru, operator, PPSD, dan juga untuk masyarakat umum (yatim). “Kami terima kasih sekali kepada pengurus PGRI Kabupaten Pasuruan. Program beras dari guru untuk guru ini telah tiba dan sudah kami terima,” ujar salah satu pengurus PGRI Kecamatan.

Baca Juga :   Ada 3 Warga Positif Corona, Pemkab Lumajang Berlakukan Karantina Wilayah

Ada juga yang bersemangat setelah menerima bantuan beras dari PGRI. “Alhamdulillah. Sudah kami terima. Semoga bisa meringankan bagi yang menerima. Hidup guru. Hidup PGRI. Solidaritas yes,” ujar mereka kompak sambil meneriakkan yel yel.

Selama memimpin PGRI Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi berusaha transparan. Termasuk dalam mengusung visi, misi, dan tupoksi. Visi PGRI adalah terwujudnya guru yang profesional  dan cinta tanah air. Kemudian misinya adalah meningkatkan kualitas guru dan mencetak peserta didik yang unggul, baik spiritual karakter dan intelektual.

Fungsi organisasi PGRI sendiri adalah menjadi jembatan antara pemerintah dan organisasi menuju guru yang bermutu dan sejahtera. “Program kerja  yang sudah kami lakukan adalah melakukan pembinaan mulai cabang sampai ranting. Melakukan pelatihan-pelatihan, bhakti sosial, olahraga, penyuluhan hukum dan sebagainya. Termasuk memberikan timbang saran terhadap pemerintah berkaitan covid 19 ini,” tegasnya.

Apa yang dilakukan PGRI Kabupaten Pasuruan, lanjutnya, adalah menindaklanjuti kebijakan pusat, provinsi, dan daerah. PGRI juga berusaha mengotimalkan peran-peran pengawas, kepala sekolah, guru, orang tua, dan peran dunia usaha dan industri (Dudi), serta peserta didik.

Baca Juga :   Angka Kematian Akibat Covid-19 di Kota Pasuruan Tertinggi di Jawa Timur
KANTOR PGRI DI REJOSO: Dr H Iswahyudi saat mendampingi Bupati Irsyad Yusuf ketika peresmian KANTOR PGRI di Rejoso, Januari lalu.

“Kami juga memberitahu atau sosialisasi hasil temuan-temuan di Kecamatan. Memberi saran berkaitan kegiatan belajar mengajar tetap jalan. Baik melalui daring dan video call atau dengan cara kuriel atau manual,” tegasnya.

Kepada peserta didik, PGRI memberitahukan dan mencari jalan keluarnya dengan daerah-daerah khusus yang tidak ada jaringan tentang kesulitan belajar. Tetap berupaya di tengah-tengah wabah untuk menjaga penjaminan mutu. Berikut melindungi guru dalam melaksanakan tugas dan terus tidak bosan-bosannya melakukan pembaharuan.

“Ini sekaligus agar masyarakat memahami apa itu PGRI. Dan apa saja yang dilakukan. Dan alhamdulillah, kami benar-benar bisa hadir dan memfasilitasi ketika guru mendapatkan kesulitan,” tegasnya. (day/*)